PENEMUAN PENYAKIT SECARA SCREENING
Kelompok 4
Amala Hafsah
Fitri Rahayu
Novia Istiqomah
Nyimas Novian Nisa
A.
Pengertian
Screening atau penyaringan kasus adalah
cara untuk mengidentifikasi penyakit yang belum tampak melalui suatu tes atau
pemeriksaan atau prosedur lain yang dapat dengan cepat memisahkan antara orang
yang mungkin menderita penyakit dengan orang yang mungkin tidak menderita
penyakit.
Screening adalah suatu strategi yang
digunakan dalam suatu populasi untuk mendeteksi penyakit pada individu tanpa
tanda-tanda atau gejala penyakit itu, atau suatu usaha secara aktif untuk
mendetesi atau mencari penderita penyakit tertentu yang tampak gejala atau
tidak tampak dalam suatu masyarakat atu kelompok tertentu melalui suatu test
atau pemeriksaan yang secara singkat dan sederhana dapat memisahkan mereka yang
sehat terhadap mereka yang kemungkinan besar menderita, yang selanjutnya di
proses melalui diagnosa dan pengobatan.
Screening tidak dimaksudkan untuk
mendiagnosis. Pada hasil screening test yang positif hrus dilakukan pemeriksaan
yang lebih intensif unatuk menentukan apakah yang bersangkutan memeng
benar-benar sakit atau tidak, kemudian bagi yang diagnosisnya po sitif
dilakunan pengobatan intensif agar tidak membahayakan bagi dirinya maupun
lingkungannya, khususnya bagi penyakit-penyakit menular.
Macam-macam screening:
1. Penyaringan masal (mass screening)
Penyaringan yang melibatkan populasi
secara keseluruhan.
Contoh: screening pra kanker leher rahim
dengan metode IVA pada 22.000 wanita.
2. Penyaringan Multiple
Penyaringan yang dilakukan dengan
menggunakan beberapa teknik uji penyaringan pada saat yang sama.
3. Penyaringan yang ditargetkan
Penyaringan yang dilakukan peda
kelompok-kelompok yang terkena paparan yang spesifik.
Contoh screening pada pekerja pabrik yang
terkena bahan timbal.
4. Penyaringan oportunistik
Penyaringan yang dilakukan hanya terbatas
pada penderita penderita yang berkonsultasi kepada praktisi kesehatan
Contoh: screening pada klien yang
berkonsultasi kepada seorang dokter.
B.
Tujuan Screening
Screening memiliki beberapa tujuan
diantaranya sebagai berikut:
1. Deteksi dini penyakit tanpa gejala atau
dengan gejala tidak khas terhadap orang-orang yang tampak sehat, tetapi mungkin
menderita penyakit yaitu orang yang mempunyai resiko tinggi untuk terkena
penyakit (population at risk)
2. Dengan ditemukannya penderita tanpa
gejala dapat dilakukan pengobatan secara tuntas hingga mundah disembuh dan
tidak membahayakan dirinya maupun lingkungannya dan tidak menjadi sumber
penularan hingga epidemi dapat dihindari
3. Mengetahui diagnosis sedini mungkin agar
cepat terapinya
4. Mencegah meluasnya penyakit
5. Mendidik masyarakat melakukan general
check up
6. Memebrikan gambaran kepada tenaga
kesehatan tentang suatu penyakit(waspada mulai dini)
7. Memperoleh data epidemiologis, untuk
peneliti dan klinisi
C.
Cara Melakukan Screening
Proses pelaksanaan screening yaitu:
1. Tahap 1
Tahap pertama
melakukan pemeriksaan terhadap kelompok penduduk yang dianggap mempunyai resiko
tinggi menderita penyakit
a. Bila hasil test negatif maka dianggap
orang tersebut tidak menderita penyakit
b. Bila hasil test positif maka dilakukan
pemeriksaan tahap kedua
2. Tahap 2
Yaitu pemeriksaan
diagnostik yang bila hasilnya positif maka dianggap sakit dan mendapat
pengobatan, tetapi bila hasilnya negatif maka dianggap tidak sakit.
Bagi tahap kedua
yang hasilnya negatif dilakukan pemeriksaan ulang secara periodik. Ini berarti
bahwa proses skrining adalah pemeriksaan pada tahap pertama.
Penjelasan:
a. Pada sekelompok individu yang tamapak
sehat dilakukan pemeriksaan (test) dan hasil test dapat positif dan negatif
b. Individu dengan hasil test negatif, pada suatu saat dapat dilakukan
test ulang
c. Pada individu dengan hasil test positif
dilakukan pemeriksaan diagnostik yang lebih spesifik dan bila hasilnya positif
dilakukan pengobatan secara intensif
d. Individu dengan hasil test negatif dapat
dilakukan test ulang dan seterusnya sampai semua penderita terjaring.
Secara skematis digambarkan sebagi
berikut:
Pemeriksaan yang
digunakan digunakan untuk skrining berupa pemeriksaan laboratorium atau
radiologi misalnya:
a. Pemeriksaan gula darah
b. Pemeriksaan RO untuk uji tapis penyakit
TBC
Pemeriksaan tersebut harus dilakukan:
a. Dengan cepat, dapat memilah sasaran untuk
pemeriksaan lebih lanjut (pemeriksaan dignostik)
b. Tidak mahal
c. Mudah dilakukan oleh petugas kesehatan
d. Tidak membahayakan yang diperiksa maupun
yang diperiksa
Sebelum melakukan screening
terlebih dahulu harus ditemukan penyakit atau kondisi medis apa yang akan
dicari pada screening
Contoh Cara Melakukan Skrining pada Kanker Serviks
1.
Program skrining
“see & and treat” yang dilaksanakan oleh female cancer program yang di 4 Puskesmas
(Puskesmas Kampung Melayu, Cipinang Besar Utara, Bidara Cina, dan Rawa Bunga) ,
dengan kurun waktu dari April 2009-Mei 2009.
2.
Skrining dan uji
diagnostik menggunakan metode IVA dan Pap Smear untuk deteksi dini lesi
prakanker serviks, dengan pemeriksaan biopsi untuk deteksi lanjut.
-Pap Smear
-
IVA
3.
Syarat penerimaan
sampel adalah pasien bersedia mengikuti prosedur penelitian, sudah menikah,
pasien dengan salah satu faktor risiko sebagai berikut: umur saat menikah
<20 tahun, penderita umur >30 tahun, riwayat/akseptor kontrasepsi
hormonal, mempunyai keluhan keputihan/perdarahan kontak, multiparitas,
pekerjaseks komersial, perokok.
4.
Sampel ditolak bila:
pasien sudah didiagnosis keganasan serviks secara histopatologi, pasien
terdiagnosis hamil, riwayat pemakaian obat intravagina dalam 1 minggu terakhir,
menstruasi atau terjadi perdarahan pada saat pemeriksaan,
5.
Didapatkan 600 orang
yang menjadi subjek skrining yang sesui dengan target kriteria skrining.
6.
Step 1: pemeriksaan terhadap kelompok penduduk
yang dianggap mempunyai resiko tinggi menderita penyakit dengan pemeriksaan IVA
didapati dari 600 orang dicurigai Ca.serviks sebanyak 10 orang ()
7.
Step 2: setelah
didapati 10 orang yang dicurigai ca serviks maka dilakukan uji diagnostik
dengan pap smear untuk mendapatkan sample kemudian dikirim ke laboratorium
untuk dilakukan histologi. Setelah itu akan didapatkan hasil dysplasia
(tanda-tanda mengarah ke kanker) sebanyak 4 orang dan 3 orang yang lain tidak
mengalami tanda-tanda keganasan kanker. 4 orang yang terdeteksi tersebut
dianjurkan untuk melakukan pengobatan intensif berdasarkan stadium yang di
derita
PENEMUAN PENYAKIT SECARA SCREENING
D.
Pengertian
Screening atau penyaringan kasus adalah
cara untuk mengidentifikasi penyakit yang belum tampak melalui suatu tes atau
pemeriksaan atau prosedur lain yang dapat dengan cepat memisahkan antara orang
yang mungkin menderita penyakit dengan orang yang mungkin tidak menderita
penyakit.
Screening adalah suatu strategi yang
digunakan dalam suatu populasi untuk mendeteksi penyakit pada individu tanpa
tanda-tanda atau gejala penyakit itu, atau suatu usaha secara aktif untuk
mendetesi atau mencari penderita penyakit tertentu yang tampak gejala atau
tidak tampak dalam suatu masyarakat atu kelompok tertentu melalui suatu test
atau pemeriksaan yang secara singkat dan sederhana dapat memisahkan mereka yang
sehat terhadap mereka yang kemungkinan besar menderita, yang selanjutnya di
proses melalui diagnosa dan pengobatan.
Screening tidak dimaksudkan untuk
mendiagnosis. Pada hasil screening test yang positif hrus dilakukan pemeriksaan
yang lebih intensif unatuk menentukan apakah yang bersangkutan memeng
benar-benar sakit atau tidak, kemudian bagi yang diagnosisnya po sitif
dilakunan pengobatan intensif agar tidak membahayakan bagi dirinya maupun
lingkungannya, khususnya bagi penyakit-penyakit menular.
Macam-macam screening:
5. Penyaringan masal (mass screening)
Penyaringan yang melibatkan populasi
secara keseluruhan.
Contoh: screening pra kanker leher rahim
dengan metode IVA pada 22.000 wanita.
6. Penyaringan Multiple
Penyaringan yang dilakukan dengan
menggunakan beberapa teknik uji penyaringan pada saat yang sama.
7. Penyaringan yang ditargetkan
Penyaringan yang dilakukan peda
kelompok-kelompok yang terkena paparan yang spesifik.
Contoh screening pada pekerja pabrik yang
terkena bahan timbal.
8. Penyaringan oportunistik
Penyaringan yang dilakukan hanya terbatas
pada penderita penderita yang berkonsultasi kepada praktisi kesehatan
Contoh: screening pada klien yang
berkonsultasi kepada seorang dokter.
E.
Tujuan Screening
Screening memiliki beberapa tujuan
diantaranya sebagai berikut:
8. Deteksi dini penyakit tanpa gejala atau
dengan gejala tidak khas terhadap orang-orang yang tampak sehat, tetapi mungkin
menderita penyakit yaitu orang yang mempunyai resiko tinggi untuk terkena
penyakit (population at risk)
9. Dengan ditemukannya penderita tanpa
gejala dapat dilakukan pengobatan secara tuntas hingga mundah disembuh dan
tidak membahayakan dirinya maupun lingkungannya dan tidak menjadi sumber
penularan hingga epidemi dapat dihindari
10. Mengetahui diagnosis sedini mungkin agar
cepat terapinya
11. Mencegah meluasnya penyakit
12. Mendidik masyarakat melakukan general
check up
13. Memebrikan gambaran kepada tenaga
kesehatan tentang suatu penyakit(waspada mulai dini)
14. Memperoleh data epidemiologis, untuk
peneliti dan klinisi
F.
Cara Melakukan Screening
Proses pelaksanaan screening yaitu:
3. Tahap 1
Tahap pertama
melakukan pemeriksaan terhadap kelompok penduduk yang dianggap mempunyai resiko
tinggi menderita penyakit
c. Bila hasil test negatif maka dianggap
orang tersebut tidak menderita penyakit
d. Bila hasil test positif maka dilakukan
pemeriksaan tahap kedua
4. Tahap 2
Yaitu pemeriksaan
diagnostik yang bila hasilnya positif maka dianggap sakit dan mendapat
pengobatan, tetapi bila hasilnya negatif maka dianggap tidak sakit.
Bagi tahap kedua
yang hasilnya negatif dilakukan pemeriksaan ulang secara periodik. Ini berarti
bahwa proses skrining adalah pemeriksaan pada tahap pertama.
Penjelasan:
e. Pada sekelompok individu yang tamapak
sehat dilakukan pemeriksaan (test) dan hasil test dapat positif dan negatif
f. Individu dengan hasil test negatif, pada suatu saat dapat dilakukan
test ulang
g. Pada individu dengan hasil test positif
dilakukan pemeriksaan diagnostik yang lebih spesifik dan bila hasilnya positif
dilakukan pengobatan secara intensif
h. Individu dengan hasil test negatif dapat
dilakukan test ulang dan seterusnya sampai semua penderita terjaring.
Secara skematis digambarkan sebagi
berikut:
Pemeriksaan yang
digunakan digunakan untuk skrining berupa pemeriksaan laboratorium atau
radiologi misalnya:
c. Pemeriksaan gula darah
d. Pemeriksaan RO untuk uji tapis penyakit
TBC
Pemeriksaan tersebut harus dilakukan:
e. Dengan cepat, dapat memilah sasaran untuk
pemeriksaan lebih lanjut (pemeriksaan dignostik)
f. Tidak mahal
g. Mudah dilakukan oleh petugas kesehatan
h. Tidak membahayakan yang diperiksa maupun
yang diperiksa
Sebelum melakukan screening
terlebih dahulu harus ditemukan penyakit atau kondisi medis apa yang akan
dicari pada screening
Contoh Cara Melakukan Skrining pada Kanker Serviks
8.
Program skrining
“see & and treat” yang dilaksanakan oleh female cancer program yang di 4 Puskesmas
(Puskesmas Kampung Melayu, Cipinang Besar Utara, Bidara Cina, dan Rawa Bunga) ,
dengan kurun waktu dari April 2009-Mei 2009.
9.
Skrining dan uji
diagnostik menggunakan metode IVA dan Pap Smear untuk deteksi dini lesi
prakanker serviks, dengan pemeriksaan biopsi untuk deteksi lanjut.
-Pap Smear
-
IVA
10. Syarat penerimaan sampel adalah pasien bersedia
mengikuti prosedur penelitian, sudah menikah, pasien dengan salah satu faktor
risiko sebagai berikut: umur saat menikah <20 tahun, penderita umur >30
tahun, riwayat/akseptor kontrasepsi hormonal, mempunyai keluhan
keputihan/perdarahan kontak, multiparitas, pekerjaseks komersial, perokok.
11. Sampel ditolak bila: pasien sudah didiagnosis
keganasan serviks secara histopatologi, pasien terdiagnosis hamil, riwayat
pemakaian obat intravagina dalam 1 minggu terakhir, menstruasi atau terjadi
perdarahan pada saat pemeriksaan,
12. Didapatkan 600 orang yang menjadi subjek
skrining yang sesui dengan target kriteria skrining.
13. Step 1: pemeriksaan terhadap kelompok penduduk yang dianggap mempunyai
resiko tinggi menderita penyakit dengan pemeriksaan IVA didapati dari 600 orang
dicurigai Ca.serviks sebanyak 10 orang ()
14. Step 2: setelah didapati 10 orang yang
dicurigai ca serviks maka dilakukan uji diagnostik dengan pap smear untuk
mendapatkan sample kemudian dikirim ke laboratorium untuk dilakukan histologi.
Setelah itu akan didapatkan hasil dysplasia (tanda-tanda mengarah ke kanker)
sebanyak 4 orang dan 3 orang yang lain tidak mengalami tanda-tanda keganasan
kanker. 4 orang yang terdeteksi tersebut dianjurkan untuk melakukan pengobatan
intensif berdasarkan stadium yang di derita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar