Jumat, 09 November 2012

PENEMUAN PENYAKIT SECARA SCREENING
Kelompok 4
Amala Hafsah
Fitri Rahayu
Novia Istiqomah
Nyimas Novian Nisa
A.   Pengertian
Screening atau penyaringan kasus adalah cara untuk mengidentifikasi penyakit yang belum tampak melalui suatu tes atau pemeriksaan atau prosedur lain yang dapat dengan cepat memisahkan antara orang yang mungkin menderita penyakit dengan orang yang mungkin tidak menderita penyakit.
Screening adalah suatu strategi yang digunakan dalam suatu populasi untuk mendeteksi penyakit pada individu tanpa tanda-tanda atau gejala penyakit itu, atau suatu usaha secara aktif untuk mendetesi atau mencari penderita penyakit tertentu yang tampak gejala atau tidak tampak dalam suatu masyarakat atu kelompok tertentu melalui suatu test atau pemeriksaan yang secara singkat dan sederhana dapat memisahkan mereka yang sehat terhadap mereka yang kemungkinan besar menderita, yang selanjutnya di proses melalui diagnosa dan pengobatan.
Screening tidak dimaksudkan untuk mendiagnosis. Pada hasil screening test yang positif hrus dilakukan pemeriksaan yang lebih intensif unatuk menentukan apakah yang bersangkutan memeng benar-benar sakit atau tidak, kemudian bagi yang diagnosisnya po sitif dilakunan pengobatan intensif agar tidak membahayakan bagi dirinya maupun lingkungannya, khususnya bagi penyakit-penyakit menular.
Macam-macam screening:
1.    Penyaringan masal (mass screening)
Penyaringan yang melibatkan populasi secara keseluruhan.
Contoh: screening pra kanker leher rahim dengan metode IVA pada 22.000 wanita.


2.    Penyaringan Multiple
Penyaringan yang dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik uji penyaringan pada saat yang sama.
3.    Penyaringan yang ditargetkan
Penyaringan yang dilakukan peda kelompok-kelompok yang terkena paparan yang spesifik.
Contoh screening pada pekerja pabrik yang terkena bahan timbal.
4.    Penyaringan oportunistik
Penyaringan yang dilakukan hanya terbatas pada penderita penderita yang berkonsultasi kepada praktisi kesehatan
Contoh: screening pada klien yang berkonsultasi kepada seorang dokter.

B.   Tujuan Screening
Screening memiliki beberapa tujuan diantaranya sebagai berikut:
1.    Deteksi dini penyakit tanpa gejala atau dengan gejala tidak khas terhadap orang-orang yang tampak sehat, tetapi mungkin menderita penyakit yaitu orang yang mempunyai resiko tinggi untuk terkena penyakit (population at risk)
2.    Dengan ditemukannya penderita tanpa gejala dapat dilakukan pengobatan secara tuntas hingga mundah disembuh dan tidak membahayakan dirinya maupun lingkungannya dan tidak menjadi sumber penularan hingga epidemi dapat dihindari
3.    Mengetahui diagnosis sedini mungkin agar cepat terapinya
4.    Mencegah meluasnya penyakit
5.    Mendidik masyarakat melakukan general check up
6.    Memebrikan gambaran kepada tenaga kesehatan tentang suatu penyakit(waspada mulai dini)
7.    Memperoleh data epidemiologis, untuk peneliti dan klinisi

C.   Cara Melakukan Screening
Proses pelaksanaan screening yaitu:
1.    Tahap 1
Tahap pertama melakukan pemeriksaan terhadap kelompok penduduk yang dianggap mempunyai resiko tinggi menderita penyakit
a.    Bila hasil test negatif maka dianggap orang tersebut tidak menderita penyakit
b.    Bila hasil test positif maka dilakukan pemeriksaan tahap kedua
2.    Tahap 2
Yaitu pemeriksaan diagnostik yang bila hasilnya positif maka dianggap sakit dan mendapat pengobatan, tetapi bila hasilnya negatif maka dianggap tidak sakit.
Bagi tahap kedua yang hasilnya negatif dilakukan pemeriksaan ulang secara periodik. Ini berarti bahwa proses skrining adalah pemeriksaan pada tahap pertama.
Penjelasan:
a.    Pada sekelompok individu yang tamapak sehat dilakukan pemeriksaan (test) dan hasil test dapat positif dan negatif
b.    Individu dengan hasil  test negatif, pada suatu saat dapat dilakukan test ulang
c.    Pada individu dengan hasil test positif dilakukan pemeriksaan diagnostik yang lebih spesifik dan bila hasilnya positif dilakukan pengobatan secara intensif
d.    Individu dengan hasil test negatif dapat dilakukan test ulang dan seterusnya sampai semua penderita terjaring.





Secara skematis digambarkan sebagi berikut:









 








Pemeriksaan yang digunakan digunakan untuk skrining berupa pemeriksaan laboratorium atau radiologi misalnya:
a.    Pemeriksaan gula darah
b.    Pemeriksaan RO untuk uji tapis penyakit TBC
Pemeriksaan tersebut harus dilakukan:
a.    Dengan cepat, dapat memilah sasaran untuk pemeriksaan lebih lanjut (pemeriksaan dignostik)
b.    Tidak mahal
c.    Mudah dilakukan oleh petugas kesehatan
d.    Tidak membahayakan yang diperiksa maupun yang diperiksa
Sebelum melakukan screening terlebih dahulu harus ditemukan penyakit atau kondisi medis apa yang akan dicari pada screening



     
Contoh Cara Melakukan Skrining pada Kanker Serviks

1.    Program skrining “see & and treat” yang dilaksanakan oleh female cancer program yang di 4 Puskesmas (Puskesmas Kampung Melayu, Cipinang Besar Utara, Bidara Cina, dan Rawa Bunga) , dengan kurun waktu dari April 2009-Mei 2009.
2.    Skrining dan uji diagnostik menggunakan metode IVA dan Pap Smear untuk deteksi dini lesi prakanker serviks, dengan pemeriksaan biopsi untuk deteksi lanjut.
-Pap Smear
http://diankusmira.files.wordpress.com/2012/10/test-papsmear-kanker-serviks.gif








-       IVA
3.    Syarat penerimaan sampel adalah pasien bersedia mengikuti prosedur penelitian, sudah menikah, pasien dengan salah satu faktor risiko sebagai berikut: umur saat menikah <20 tahun, penderita umur >30 tahun, riwayat/akseptor kontrasepsi hormonal, mempunyai keluhan keputihan/perdarahan kontak, multiparitas, pekerjaseks komersial, perokok.
4.    Sampel ditolak bila: pasien sudah didiagnosis keganasan serviks secara histopatologi, pasien terdiagnosis hamil, riwayat pemakaian obat intravagina dalam 1 minggu terakhir, menstruasi atau terjadi perdarahan pada saat pemeriksaan,
5.    Didapatkan 600 orang yang menjadi subjek skrining yang sesui dengan target kriteria skrining.
6.    Step 1: pemeriksaan terhadap kelompok penduduk yang dianggap mempunyai resiko tinggi menderita penyakit dengan pemeriksaan IVA didapati dari 600 orang dicurigai Ca.serviks sebanyak 10 orang ()
7.    Step 2: setelah didapati 10 orang yang dicurigai ca serviks maka dilakukan uji diagnostik dengan pap smear untuk mendapatkan sample kemudian dikirim ke laboratorium untuk dilakukan histologi. Setelah itu akan didapatkan hasil dysplasia (tanda-tanda mengarah ke kanker) sebanyak 4 orang dan 3 orang yang lain tidak mengalami tanda-tanda keganasan kanker. 4 orang yang terdeteksi tersebut dianjurkan untuk melakukan pengobatan intensif berdasarkan stadium yang di derita





 






















PENEMUAN PENYAKIT SECARA SCREENING

D.   Pengertian
Screening atau penyaringan kasus adalah cara untuk mengidentifikasi penyakit yang belum tampak melalui suatu tes atau pemeriksaan atau prosedur lain yang dapat dengan cepat memisahkan antara orang yang mungkin menderita penyakit dengan orang yang mungkin tidak menderita penyakit.
Screening adalah suatu strategi yang digunakan dalam suatu populasi untuk mendeteksi penyakit pada individu tanpa tanda-tanda atau gejala penyakit itu, atau suatu usaha secara aktif untuk mendetesi atau mencari penderita penyakit tertentu yang tampak gejala atau tidak tampak dalam suatu masyarakat atu kelompok tertentu melalui suatu test atau pemeriksaan yang secara singkat dan sederhana dapat memisahkan mereka yang sehat terhadap mereka yang kemungkinan besar menderita, yang selanjutnya di proses melalui diagnosa dan pengobatan.
Screening tidak dimaksudkan untuk mendiagnosis. Pada hasil screening test yang positif hrus dilakukan pemeriksaan yang lebih intensif unatuk menentukan apakah yang bersangkutan memeng benar-benar sakit atau tidak, kemudian bagi yang diagnosisnya po sitif dilakunan pengobatan intensif agar tidak membahayakan bagi dirinya maupun lingkungannya, khususnya bagi penyakit-penyakit menular.
Macam-macam screening:
5.    Penyaringan masal (mass screening)
Penyaringan yang melibatkan populasi secara keseluruhan.
Contoh: screening pra kanker leher rahim dengan metode IVA pada 22.000 wanita.


6.    Penyaringan Multiple
Penyaringan yang dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik uji penyaringan pada saat yang sama.
7.    Penyaringan yang ditargetkan
Penyaringan yang dilakukan peda kelompok-kelompok yang terkena paparan yang spesifik.
Contoh screening pada pekerja pabrik yang terkena bahan timbal.
8.    Penyaringan oportunistik
Penyaringan yang dilakukan hanya terbatas pada penderita penderita yang berkonsultasi kepada praktisi kesehatan
Contoh: screening pada klien yang berkonsultasi kepada seorang dokter.

E.   Tujuan Screening
Screening memiliki beberapa tujuan diantaranya sebagai berikut:
8.    Deteksi dini penyakit tanpa gejala atau dengan gejala tidak khas terhadap orang-orang yang tampak sehat, tetapi mungkin menderita penyakit yaitu orang yang mempunyai resiko tinggi untuk terkena penyakit (population at risk)
9.    Dengan ditemukannya penderita tanpa gejala dapat dilakukan pengobatan secara tuntas hingga mundah disembuh dan tidak membahayakan dirinya maupun lingkungannya dan tidak menjadi sumber penularan hingga epidemi dapat dihindari
10. Mengetahui diagnosis sedini mungkin agar cepat terapinya
11. Mencegah meluasnya penyakit
12. Mendidik masyarakat melakukan general check up
13. Memebrikan gambaran kepada tenaga kesehatan tentang suatu penyakit(waspada mulai dini)
14. Memperoleh data epidemiologis, untuk peneliti dan klinisi

F.    Cara Melakukan Screening
Proses pelaksanaan screening yaitu:
3.    Tahap 1
Tahap pertama melakukan pemeriksaan terhadap kelompok penduduk yang dianggap mempunyai resiko tinggi menderita penyakit
c.    Bila hasil test negatif maka dianggap orang tersebut tidak menderita penyakit
d.    Bila hasil test positif maka dilakukan pemeriksaan tahap kedua
4.    Tahap 2
Yaitu pemeriksaan diagnostik yang bila hasilnya positif maka dianggap sakit dan mendapat pengobatan, tetapi bila hasilnya negatif maka dianggap tidak sakit.
Bagi tahap kedua yang hasilnya negatif dilakukan pemeriksaan ulang secara periodik. Ini berarti bahwa proses skrining adalah pemeriksaan pada tahap pertama.
Penjelasan:
e.    Pada sekelompok individu yang tamapak sehat dilakukan pemeriksaan (test) dan hasil test dapat positif dan negatif
f.     Individu dengan hasil  test negatif, pada suatu saat dapat dilakukan test ulang
g.    Pada individu dengan hasil test positif dilakukan pemeriksaan diagnostik yang lebih spesifik dan bila hasilnya positif dilakukan pengobatan secara intensif
h.    Individu dengan hasil test negatif dapat dilakukan test ulang dan seterusnya sampai semua penderita terjaring.





Secara skematis digambarkan sebagi berikut:









 








Pemeriksaan yang digunakan digunakan untuk skrining berupa pemeriksaan laboratorium atau radiologi misalnya:
c.    Pemeriksaan gula darah
d.    Pemeriksaan RO untuk uji tapis penyakit TBC
Pemeriksaan tersebut harus dilakukan:
e.    Dengan cepat, dapat memilah sasaran untuk pemeriksaan lebih lanjut (pemeriksaan dignostik)
f.     Tidak mahal
g.    Mudah dilakukan oleh petugas kesehatan
h.    Tidak membahayakan yang diperiksa maupun yang diperiksa
Sebelum melakukan screening terlebih dahulu harus ditemukan penyakit atau kondisi medis apa yang akan dicari pada screening



     
Contoh Cara Melakukan Skrining pada Kanker Serviks

8.    Program skrining “see & and treat” yang dilaksanakan oleh female cancer program yang di 4 Puskesmas (Puskesmas Kampung Melayu, Cipinang Besar Utara, Bidara Cina, dan Rawa Bunga) , dengan kurun waktu dari April 2009-Mei 2009.
9.    Skrining dan uji diagnostik menggunakan metode IVA dan Pap Smear untuk deteksi dini lesi prakanker serviks, dengan pemeriksaan biopsi untuk deteksi lanjut.
-Pap Smear
http://diankusmira.files.wordpress.com/2012/10/test-papsmear-kanker-serviks.gif








-       IVA
10.  Syarat penerimaan sampel adalah pasien bersedia mengikuti prosedur penelitian, sudah menikah, pasien dengan salah satu faktor risiko sebagai berikut: umur saat menikah <20 tahun, penderita umur >30 tahun, riwayat/akseptor kontrasepsi hormonal, mempunyai keluhan keputihan/perdarahan kontak, multiparitas, pekerjaseks komersial, perokok.
11.  Sampel ditolak bila: pasien sudah didiagnosis keganasan serviks secara histopatologi, pasien terdiagnosis hamil, riwayat pemakaian obat intravagina dalam 1 minggu terakhir, menstruasi atau terjadi perdarahan pada saat pemeriksaan,
12.  Didapatkan 600 orang yang menjadi subjek skrining yang sesui dengan target kriteria skrining.
13.  Step 1: pemeriksaan terhadap kelompok penduduk yang dianggap mempunyai resiko tinggi menderita penyakit dengan pemeriksaan IVA didapati dari 600 orang dicurigai Ca.serviks sebanyak 10 orang ()
14.  Step 2: setelah didapati 10 orang yang dicurigai ca serviks maka dilakukan uji diagnostik dengan pap smear untuk mendapatkan sample kemudian dikirim ke laboratorium untuk dilakukan histologi. Setelah itu akan didapatkan hasil dysplasia (tanda-tanda mengarah ke kanker) sebanyak 4 orang dan 3 orang yang lain tidak mengalami tanda-tanda keganasan kanker. 4 orang yang terdeteksi tersebut dianjurkan untuk melakukan pengobatan intensif berdasarkan stadium yang di derita





 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar