Jumat, 09 November 2012

MACAM KEGIATAN PENANGGULANGAN WABAH



MACAM –MACAM KEGIATAN PENANGGULANGAN WABAH

Dosen Pembimbing : Marmi, S.ST




 






Disusun oleh :
Fatin Jauhara
Nisa Uswatun Hasanah
Sabrina Fajri Ramadini
Yuni Saptin Sulaimi

Program Studi D-III Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan MadaniYogyakarta
2012



KEGIATAN PENANGGULANGAN WABAH
Setelah data mengenai investigasi kasus dan penyebab telah memberikan fakta tentang penyebab, sumber, dan cara transmisi, maka langkah pengendalian hendaknya segera dilakukan. Makin cepat respons pengendalian, makin besar peluang keberhasilan pengendalian. Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan cara penanggulangan yang paling efektif dan melakukan surveilence terhadap faktor lain yang berhubungan..
Prinsip intervensi untuk menghentikan wabah sebagai berikut:
1.      Mengeliminasi sumber patogen
a.       Eliminasi atau inaktivasi patogen
b.      Pengendalian dan pengurangan sumber infeksi (source reduction)
c.       Pengurangan kontak antara penjamu rentan dan orang atau binatang terinfeksi (karantina kontak, isolasi kasus, dan sebagainya)
d.      Perubahan perilaku penjamu dan/ atau sumber (higiene perorangan, memasak daging dengan benar, dan sebagainya)
e.       Pengobatan kasus
2.      Memblokade proses transmisi
a.       Penggunaan peralatan pelindung perseorangan (masker, kacamata, jas, sarung tangan, respirator)
b.      Disinfeksi/ sinar ultraviolet
c.       Pertukaran udara/ dilusi
d.      Penggunaan filter efektif untuk menyaring partikulat udara
e.       Pengendalian vektor (penyemprotan insektisida nyamuk Anopheles, pengasapan nyamuk Aedes aegypti, penggunaan kelambu berinsektisida, larvasida, dan sebagainya).
3.      Mengeliminasi kerentanan
a.       Vaksinasi
b.      Pengobatan (profilaksis, presumtif)
c.       Isolasi orang-orang atau komunitas tak terpapar (“reverse isolation”)
d.      Penjagaan jarak sosial (meliburkan sekolah, membatasi kumpulan massa).
Hal terkhir dan merupakan hal terpenting dalam penanganan wabah adalah menentukan cara pencegahan di masa yang akan datang.


PENYAKIT MALARIA
A.    Latar Belakang
Penyakit malaria sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan dengan morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi. Malaria dapat ditemui hampir diseluruh dunia, terutama Negara-negara beriklim tropis dan subtropics. Setiap tahunnya ditemukan 300-500 juta kasus malaria yang mengakibatkan 1,5-2,7 juta kematian terutama di negara-negara benua Afrika.

Upaya penanggulangan di Indonesia telah sejak lama dilaksanakan, namun daerah endemis malaria bertambah luas, bahkan menimbulkan kejadian luar biasa(KLB).Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001,terdapat 15 juta kasus malaria dengan 38.000 kematian setiap tahunnya. Dari 295kabupaten/ kota yang ada di Indonesia, 167 kabupaten/ kota merupakan wilayahendemis malaria.

Beberapa upaya dilakukan untuk menekan angka kesakitan dan kematian akibat malaria, yaitu melalui program pemberantasan malaria yang kegiatannya antara lain meliputi diagnosis dini, pengobatan cepat dan tepat, surveilans dan pengendalian vector yang kesemuanya ditujukan untuk memutuskan rantai penularan malaria.

B.     Pengertian
Malaria merupakan suatu penyakit akut maupun kronik, yang disebabkan oleh protozoa genus Plasmodium dengan manifestasi klinis berupa demam, anemia dan pembesaran limpa. Sedangkan meurut ahli lain malaria merupakan suatu penyakitinfeksi akut maupun kronik yang disebakan oleh infeksi Plasmodium yangmenyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual dalamdarah, dengan gejala demam, menggigil, anemia, dan pembesaran limpa.
C.    Epidemiologi
Perbedaan prevalensi menurut umur dan jenis kelamin lebih berkaitan dengan perbedaan derajatkekebalan tubuh.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perempuan mempunyai respon imun yang lebih kuat dibandingkan dengan laki-laki, namun kehamilan dapat maningkatkan resiko malaria. Ada beberapa faktor yang turut mempengaruhi seseorang terinfeksi malaria adalah
1.      Ras atau suku bangsa
ada penduduk benua Afrika prevalensi Hemoglobin S (HbS) cukup tinggisehingga lebih tahan terhadap infeksi P. falciparum karena HbS dapatmenghambat perkembangbiakan P. falciparum.
2.      Kekurangan enzim tertentuKekurangan terhadap enzim Glukosa 6 Phosphat Dehidrogenase(G6PD)memberikan perlindungan terhadap infeksi P. falciparum yang berat.Defisiensi terhadap enzim ini merupakan penyakit genetik dengan manifestasiutama pada wanita.
3.      Kekebalan pada malaria terjadi apabila tubuh mampu mengancurkanPlasmodium yang masuk atau mampu menghalangi perkembangannya.
D.    Etiologi
Malaria disebabkan oleh protozoa darah yang termasuk ke dalam genusPlasmodium. Plasmodium ini merupakan protozoa obligat intraseluler. Padamanusia terdapat 4 spesies yaitu Plasmodium vivax, Plasmodium falciparum,Plasmodium malariae dan Plasmodium ovale. Penularan pada manusia dilakukanoleh nyamuk betina Anopheles ataupun ditularkan langsung melalui transfusidarah atau jarum suntik yang tercemar serta dari ibu hamil kepada janinnya.

Malaria vivax disebabkan oleh P. vivax yang juga disebut juga sebagai malariatertiana. P. malariae merupakan penyebab malaria malariae atau malaria kuartana.P. ovale merupakan penyebab malaria ovale, sedangkan P. Falciparummenyebabkan malaria falciparum atau malaria tropika. Spesies terakhir ini paling berbahaya, karena malaria yang ditimbulkannya dapat menjadi berat sebab dalamwaktu singkat dapat menyerang eritrosit dalam jumlah besar,sehinggamenimbulkan berbagai komplikasi di dalam organ-organ tubuh.
E.     Siklus Hidup Plasmodium
Parasit malaria memerlukan dua hospes untuk siklus hidupnya, yaitu manusiadan nyamuk anopheles betina.
a.       Siklus Pada Manusia
Pada waktu nyamuk anopheles infektif mengisap darah manusia, sporozoityang berada dalam kelenjar liur nyamuk akan masuk ke dsalam peredaran darah selama kurang lebih 30 menit. Setelah itu sporozoit akan masuk ke dalam sel hatidan menjadi tropozoit hati. Kemudian berkembang menjadi skizon hati yangterdiri dari 10.000 sampai 30.000 merozoit hati. Siklus ini disebut sikluseksoeritrositer yang berlangsung selama kurang lebih 2 minggu. Pada P. vivak dan P. ovale, sebagian tropozoit hati tidak langsung berkembang menjadi skizon,tetapi ada yang memjadi bentuk dorman yang disebut hipnozoit. Hipnozoittersebut dapat tinggal di dalam sel hati selama berbulan-bulan sampai bertahun-tahun. Pada suatu saat bila imunitas tubuh menurun, akan menjadi aktif sehinggadapat menimbulkan relaps (kambuh).
Merozoit yang berasal dari skizon hati yang pecah akan masuk ke dalam peredaran darah dan menginfeksi sela darah merah. Di dalam sel darah merah, parasit tersebut berkembang dari stadium tropozoit sampai skizon (8-30merozoit). Proses perkembangan aseksual ini disebut skizogoni. Selanjutnyaeritrosit yang terinfeksi skizon) pecah dan merozoit yang keluar akan menginfeksisel darah merah lainnya. Siklus inilah yang disebut dengan siklus eritrositer.Setelah 2-3 siklus skizogoni darah, sebagian merozoit yang meninfeksi sel darahmerah dan membentuk stadium seksual yaitu gametosit jantan dan betina.
b.      Siklus Pada Nyamuk Anopheles Betina
Apabila nyamuk Anopheles betina menghisap darah yang mengandunggametosit, di dalam tubuh nyamuk, gamet jantan dan gamet betina melakukan pembuahan menjadi zigot. Zigot ini akan berkembang menjadi ookinet kemudianmenembus dinding lambung nyamuk.Di luas dinding lambung nyamuk ookinetakan menjadi ookista dan selanjutnya menjadi sporozoit yang nantinya akan bersifat infektif dan siap ditularkan ke manusia.
Masa inkubasi atau rentang waktu yang diperlukan mulai dari sporozoit masuk ke tubuh manusia sampai timbulnya gejala klinis yang ditandai dengan demam bervariasi, tergantung dari spesies Plasmodium. Sedangkan masa prepaten ataurentang waktu mulai dari sporozoit masuk sampai parasit dapat dideteksi dalamdarah dengan pemeriksaan mikroskopik.
F.     PATOGENESIS
Patogenesis malaria akibat dari interaksi kompleks antara parasit, inang danlingkungan. Patogenesis lebih ditekankan pada terjadinya peningkatan permeabilitas pembuluh darah daripada koagulasi intravaskuler. Oleh karenaskizogoni menyebabkan kerusakan eritrosit maka akan terjadi anemia. Beratnyaanemi tidak sebanding dengan parasitemia menunjukkan adanya kelainan eritrositselain yang mengandung parasit. Hal ini diduga akibat adanya toksin malaria yangmenyebabkan gangguan fungsi eritrosit dan sebagian eritrosit pecah melalui limpasehingga parasit keluar. Faktor lain yang menyebabkan terjadinya anemiamungkin karena terbentuknya antibodi terhadap eritrosit.

Limpa mengalami pembesaran dan pembendungan serta pigmentasi sehinggamudah pecah. Dalam limpa dijumpai banyak parasit dalam makrofag dan seringterjadi fagositosis dari eritrosit yang terinfeksi maupun yang tidak terinfeksi. Padamalaria kronis terjadi hyperplasia dari retikulosit diserta peningkatan makrofag.
Pada malaria berat mekanisme patogenesisnya berkaitan dengan invasimerozoit ke dalam eritrosit sehingga menyebabkan eritrosit yang mengandung parasit mengalami perubahan struktur dan biomolekular sel untuk mempertahankan kehidupan parasit. Perubahan tersebut meliputi mekanisme,diantaranya transport membran sel, sitoadherensi, sekuestrasi dan resetting.
Sitoadherensi merupakan peristiwa perlekatan eritrosit yang telah terinfeksi P.falciparum pada reseptor di bagian endotelium venule dan kapiler. Selain itu,eritrosit juga dapat melekat pada eritrosit yang tidak terinfeksi sehingga terbentuk roset.
Resetting adalah suatu fenomena perlekatan antara sebuah eritrosit yangmengandung merozoit matang yang diselubungi oleh sekitar 10 atau lebih eritrositnon parasit, sehingga berbentuk seperti bunga. Salah satu faktor yangmempengaruhi terjadinya resetting adalah golongan darah dimana terdapatnyaantigen golongan darah A dan B yang bertindak sebagai reseptor pada permukaaneritrosit yang tidak terinfeksi.
Menurut pendapat ahli lain, patogenesis malaria adalah multifaktorial dan berhubungan dengan hal-hal sebagai berikut:
1.      Penghancuran eritrosit
Fagositosis tidak hanya pada eritrosit yang mengandung parasit tetapi jugaterhadap eritrosit yang tidak mengandung parasit sehingga menimbulkananemia dan hipoksemia jaringan. Pada hemolisis intravascular yang beratdapat terjadi hemoglobinuria (black white fever) dan dapat menyebabkangagal ginjal.
2.      Mediator endotoksin-makrofag
Pada saat skizogoni, eritrosit yang mengandung parasit memicu makrofagyang sensitive endotoksin untuk melepaskan berbagai mediator. Endotoksinmungkin berasal dari saluran cerna dan parasit malaria sendiri dapatmelepaskan faktor nekrosis tumor (TNF) yang merupakan suatu monokin,ditemukan dalam peredaran darah manusia dan hewan yang terinfeksi parasitmalaria. TNF dan sitokin dapat menimbulkan demam, hipoglikemia, dansindrom penyakit pernapasan pada orang dewasa.
3.      Sekuestrasi eritrosit yang terluka
Eritrosit yang terinfeksi oleh Plasmodium dapat membentuk tonjolan-tonjolan (knobs) pada permukaannya. Tonjolan tersebut mengandung antigendan bereaksi dengan antibodi malaria dan berhubungan dengan afinitaseritrosit yang mengandung parasit terhadap endothelium kapiler alat dalam,sehingga skizogoni berlangsung di sirkulasi alat dalam. Eritrosit yangterinfeksi menempel pada endothelium dan membentuk gumpalan yangmengandung kapiler yang bocor dan menimbulkan anoksia dan edema jaringan.
Sporozoit pada fase eksoeritrosit bermultiplikasi dalam sel hepar tanpamenyebabkan reaksi inflamasi, kemudian merozoit yang dihasilkan menginfeksieritrosit yang merupakan proses patologi dari penyakit malaria. Proses terjadinya patologi malaria serebral yang merupakan salah satu dari malaria berat adalahterjadinya perdarahan dan nekrosis di sekitar venula dan kapiler. Kapiler dipenuhileukosit dan monosit, sehingga terjadi sumbatan pembuluh darah oleh roseteritrosit yang terinfeksi.
G.    MANIFESTASI KLIKIS
1.      Fagositosis tidak hanya pada eritrosit yang mengandung parasit tetapi jugaterhadap eritrosit yang tidak mengandung parasit sehingga menimbulkananemia dan hipoksemia jaringan. Pada hemolisis intravascular yang beratdapat terjadi hemoglobinuria (black white fever) dan dapat menyebabkangagal ginjal.
2.      Mediator endotoksin-makrofagPada saat skizogoni, eritrosit yang mengandung parasit memicu makrofagyang sensitive endotoksin untuk melepaskan berbagai mediator. Endotoksinmungkin berasal dari saluran cerna dan parasit malaria sendiri dapatmelepaskan faktor nekrosis tumor (TNF) yang merupakan suatu monokin,ditemukan dalam peredaran darah manusia dan hewan yang terinfeksi parasitmalaria. TNF dan sitokin dapat menimbulkan demam, hipoglikemia, dansindrom penyakit pernapasan pada orang dewasa.
3.      Sekuestrasi eritrosit yang terlukaEritrosit yang terinfeksi oleh Plasmodium dapat membentuk tonjolan-tonjolan (knobs) pada permukaannya. Tonjolan tersebut mengandung antigendan bereaksi dengan antibodi malaria dan berhubungan dengan afinitaseritrosit yang mengandung parasit terhadap endothelium kapiler alat dalam,sehingga skizogoni berlangsung di sirkulasi alat dalam. Eritrosit yangterinfeksi menempel pada endothelium dan membentuk gumpalan yangmengandung kapiler yang bocor dan menimbulkan anoksia dan edema jaringan.
Sporozoit pada fase eksoeritrosit bermultiplikasi dalam sel hepar tanpamenyebabkan reaksi inflamasi, kemudian merozoit yang dihasilkan menginfeksieritrosit yang merupakan proses patologi dari penyakit malaria. Proses terjadinya patologi malaria serebral yang merupakan salah satu dari malaria berat adalahterjadinya perdarahan dan nekrosis di sekitar venula dan kapiler. Kapiler dipenuhileukosit dan monosit, sehingga terjadi sumbatan pembuluh darah oleh roseteritrosit yang terinfeksi.
Wajah penderita terlihat merah, kulit panas dan kering, nadi cepat dan panas tubuh tetap tinggi, dapat sampai 40C atau lebih, penderitamembuka selimutnya, respirasi meningkat, nyeri kepala, nyeri retroorbital,muntah-muntah dan dapat terjadi syok. Periode ini berlangsung lebih lamadari fase dingin dapat sampai 2 jam atau lebih, diikuti dengan keadaan berkeringat.
Penderita berkeringan mulai dari temporal, diikuti seluruh tubuh, penderitamerasa capek dan sering tertidur. Bila penderita bangun akan merasa sehatdan dapat melakukan pekerjaan biasa.
Anemia merupakan gejala yang sering ditemui pada infeksi malaria, dan lebihsering ditemukan pada daerah endemik. Kelainan pada limpa akan terjadi setelah3 hari dari serangan akut dimana limpa akan membengkak, nyeri dan hiperemis.
Hampir semua kematian akibat malaria disebabkan oleh P. falciparum. padainfeksi P. falciparum dapat meimbulkan malaria berat dengan komplikasiumumnya digolongkan sebagai malaria berat yang menurut WHO didefinisikansebagai infeksi P. falciparum stadium aseksual dengan satu atau lebih komplikasisebagai berikut :
1.      Malaria serebral, derajat kesadaran berdasarkan GCS kurang dari 11.
2.      Anemia berat (Hb<5 gr% atau hematokrit <15%) pada keadaan hitung parasit>10.000/µl.
3.      Gagal ginjal akut (urin kurang dari 400ml/24jam pada orang dewasa atau <12ml/kgBB pada anak-anak setelah dilakukan rehidrasi, diserta kelainankreatinin >3mg%.
4.      Edema paru.
5.      Hipoglikemia: gula darah <40 mg%.
6.      Gagal sirkulasi/ syok: tekanan sistolik <70 mmHg diserta keringat dingin atau perbedaan temperature kulit-mukosa >1C.
7.      Perdarahan spontan dari hidung, gusi, saluran cerna dan atau disertai kelainanlaboratorik adanya gangguan koagulasi intravaskuler.
8.      Kejang berulang lebih dari 2 kali/24jam setelah pendinginan padahipertermis.
9.      Asidemia (Ph<7,25) atau asidosis (plasma bikarbonat <15mmol/L).
10.  Makroskopik hemaglobinuri oleh karena infeksi malaria akut bukan karenaobat antimalaria pada kekurangan Glukosa 6 Phospat Dehidrogenase.
11.  Diagnosa post-mortem dengan ditemukannya parasit yang padat pada pembuluh kapiler jaringan otak
H.    PENANGGULANGAN
a.       Preventif
1.      Menggunakan kelambu dengan insektisida tahan lama
2.      Penyemprotan insektisida dalam ruangan.
3.      Menghindari gigitan nyamuk dengan menggunakan obat nyamuk, memakai obat oles anti nyamuk, pasang kawat kasa pada ventilasi, menjauhkan kandang ternak dari rumah, kurangi berada di luar rumah pada malam hari.
4.      Membersihkan lingkungan, Menimbun genangan air,gotong royong membersihkan lingkungan sekitar merupakan cara pencegahan penyakit malaria.
5.      Pencegahan penyakit malaria dapat dilakukan dengan menebarkan pemakan jentik, Menekan kepadatan nyamuk dengan menebarkan ikan pemakan jentik. Seperti ikan kepala timah, nila merah, gupi, mujair dan lain-lain.
b.      Promotif
1.      Meningkatkan upaya promosi kesehatan dalam mencapai perubahan perilaku dan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
2.      Meningkatkan upaya promosi kesehatan kepada masyarakat dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terutama pada pemberian lingkungan dan sanitasi.
3.      Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan, terutama untuk mewujudkan jaminan sosial kesehatan
c.       Kuratif
1.      Atovaquone/Proguanil (Malarone)
Alasan yang membuat anda mungkin memilih obat ini :
·         Obat ini dapat digunakan 1-2 hari sebelum melakukan perjalanan ke daerah epidemi malaria (dibanding dengan obat lain yang harus digunakan dalam jangka waktu yang lebih panjang)
·         Pilihan terbaik untuk waktu perjalanan yang lebih singkat ke daerah epidemi malaria karena obat ini hanya digunakan dalam waktu 7 hari setelah perjalanan ke daerah epidemi, dibandingkan dengan obat lain yang harus digunakan 4 minggu sepulangnya dari daerah epidemi malaria.
·         Efek samping yang sangat rendah (hampir tidak ada efek samping)
·         Mudah untuk dibeli di apotek.
Alasan yang membuat anda mungkin tidak memilih obat ini :
·         Tidak dianjurkan digunakan oleh wanita hamil.
·         Tidak dapat digunakan oleh orang dengan gangguan ginjal berat.
·         Harga yang lebih mahal.
2.      Klorokuin
Alasan yang membuat anda mungkin memilih obat ini :
·         Pilihan yang baik untuk perjalanan yang panjang ke daerah epidemi malaria karena obat ini digunakan mingguan (satu minggu sekali)
·         Dapat digunakan oleh wanita hamil.
·         Beberapa orang lebih suka mengambil dosis mingguan.

Alasan yang membuat anda mungkin tidak memilih obat ini :
·         Tidak dapat digunakan pada daerah dimana plasmodium telah mengembangkan kekebalan pada obat ini.
·         Obat digunakan dalam jangka yang cukup panjang yaitu 4 minggu setelah pulang dari daerah epidemi, dan haru digunakan 2 minggu sebelum berangkat ke daerah epidemi malaria.

3.      Doxycyclin
Alasan yang membuat anda mungkin memilih obat ini :
·         Obat ini dapat diambil 1-2 hari sebelum tiba di tempat epidemi malaria.
·    Obat malaria yang paling murah di pasaran saat ini.
·         Obat ini juga melindungi dari beberapa infeksi lain seperti Rickettsiae and leptospirosis.
Alasan yang membuat anda mungkin tidak memilih obat ini :
·       Obat ini bernahaya bagi ibu hamil dan anak-anak.
·       Obat ini harus digunakan selama 4 minggu setiap hari setelah pulang dari tempat epidemi malaria.
·       Obat ini dapat meningkatkan rasa sensitif terhadap sinar matahari.
·       Beberapa orang dapat mengalami gangguan perut dalam penggunaan obat ini.

4.      Mefloquine
Alasan yang membuat anda mungkin memilih obat ini :
·         Sangat cocok untuk perjalanan panjang dan lama ke tempat epidemi malaria karena obat ini hanya digunakan seminggu sekali.
·         Dapat digunakan oleh wanita hamil.
Alasan yang membuat anda mungkin tidak memilih obat ini :
·         Tidak dapat digunakan di daerah yang mana plasmodium malaria telang mengembangkan kekebalan terhadap obat ini.
·         Tidak dapat digunakan pada pasien dengan kasus psikologi tertentu.
·         Tidak dianjurkan untuk pasien sakit jantung
·         Tidak dapat digunakan pada pasien yang mengalami kejang.
·         Obat ini harus digunakan 2 minggu sebelum ke tempat epidemi malaria.
·         Obat ini haru terus digunakan selama 4 minggu setelah kembali dari daerah epidemi malaria.
5.      Primakuin
Alasan yang membuat anda mungkin memilih obat ini :
·         Obat ini sangat efektif menangkal plasmodium vivax sehingga sangat cocok digunakan di daerah epidemi malaria vivax.
·         Obat hanya perlu digunakan 7 hari setelah meninggalkan tempat epidemi.
·         Obat digunakan 1-2 hari sebelum ke tempat epidemi malaria.
Alasan yang membuat anda mungkin tidak memilih obat ini :
·         Tidak dapat digunakan oleh ibu hamil.
·         Dapat menyebabkan gangguan perut pada orang tertentu.
Pencegahan malaria dapat pula dilakukan dengan memasang kelambu untuk menangkal gigitan nyamuk pada saat tidur. Selain itu pemakaian obat nyamuk bakar maupun semprot dapat mengusir nyamuk dari dalam ruangan, walaupun mempunyai efek jangka panjang yang kurang baik bagi kesehatan. Pencegahan dengan cara menyingkirkan genangan air dan membersihkan tempat-tempat yang menjadi tempat nyamuk berkembang biak lebih disarankan daripada penggunaan bahan kimia berbahaya.








DAFTAR PUSTAKA




Tidak ada komentar:

Posting Komentar