BENTUK-BENTUK WABAH
Dosen Pengampu : Marmi, S.ST
Kelompok I :
ATIK
NUR AZIZAH
(M10.02.0018)
EMI
ROSILLA
(M10.02.0049)
LULUK
SOFIA
(M10.02.0028)
SHOIMATUL
HANIFAH (M10.02.0065)
SRI
MULYANI
(M10.02.0040)
PRORAM STUDI D-III
KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN MADANI
YOGYAKARTA
2012
A. PENGERTIAN WABAH
Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit
menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata
melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta
dapat menimbulkan mala petaka (UU No 4. Tahun 1984).
Suatu wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu
(disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi)
atau bahkan lingkup global (pandemi). Kejadian atau peristiwa
dalam masyarakat atau wilayah dari suatu kasus penyakit tertentu yang secara
nyata melebihi dari jumlah yang diperkirakan.
B. BENTUK- BENTUK WABAH
Suatu episode dimana terjadi dua atau lebih penderita dengan penyakit yang sama, dimana penderita
tersebut mempunyai hubungan satu sama lain.
1.
Epidemi
Keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) yang ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang singkat frekuensinya meningkat.
Keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) yang ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang singkat frekuensinya meningkat.
Contoh : Penyakit kolera.
2.
Pandemi
Keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit), frekuensinya dalam waktu singkat meningkat tinggi dan penyebarannya telah mencakup wilayah yang luas.
Keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit), frekuensinya dalam waktu singkat meningkat tinggi dan penyebarannya telah mencakup wilayah yang luas.
Contoh : penyakit influenza (1957) dan
cholera el for (1962)
3.
Endemi
Keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit), frekuensinya pada wilayah tertentu menetap dalam waktu lama berkenaan dengan adanya penyakit yang secara normal biasa timbul dalam suatu wilayah tertentu.
Keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit), frekuensinya pada wilayah tertentu menetap dalam waktu lama berkenaan dengan adanya penyakit yang secara normal biasa timbul dalam suatu wilayah tertentu.
Contoh : penyakit malaria dan kaki gajah
C. CONTOH WABAH
1. Polio
Polio (juga disebut
poliomyelitis) adalah penyakit menular yang telah menghancurkan populasi
manusia di belahan bumi Barat di paruh kedua abad ke-20. Walaupun polio telah
menjangkiti manusia sejak zaman kuno, wabah yang paling luas terjadi di paruh
pertama 1900-an sebelum vaksinasi dibuat oleh Jonas Salk, dan telah tersedia
secara luas pada tahun 1955.
2. Cacar (variola vera)
Cacar
adalah penyakit menular yang serius dan kadang-kadang fatal. Tidak ada obat
khusus untuk penyakit cacar. Yang ada hanya pencegahan melalui vaksinasi. Ada dua bentuk klinis dari cacar. Variola mayor
(besar) adalah bentuk parah dan paling umum, ditandai dengan ruam kulit yang
luas dan demam tinggi. Secara historis, variola besar memiliki tingkat kematian
keseluruhan sekitar 30%, namun, perdarahan yang terjadi bisa berakibat fatal.
Variola minor. merupakan
bentuk kurang umum dari cacar. Jenis ini kurang parah, dengan angka kematian
historis dari 1% atau kurang.
3. Kolera
Adalah suatu infeksi usus halus yang disebabkan
oleh bakteri Vibrio cholerae. Gejala utamanya
adalah diare dan muntah. Penularan terutama melalui air minum atau mengkonsumsi
makanan yang terkontaminasi. Keparahan diare dan muntah dapat menyebabkan
dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit. Pengobatan primer dengan larutan
rehidrasi oral dan jika ini tidak bisa mengatasinya maka harus dilakukan
injeksi cairan elektrolit intravena. Antibiotik bisa diberikan pada pasien
dengan kondisi parah.
D. KASUS WABAH KOLERA
Wabah Kolera di Haiti Sudah Tewaskan 1.000 Orang
Wabah kolera di Haiti makin mengkhawatirkan
dunia internasional. Hingga Rabu (17/11) sudah menewaskan lebih dari 1.000
orang. Demikian pejabat kesehatan setempat.
Menurut pemerintah Haiti, masih ada 16.800
orang menjalani perawatan di Port au Prince, ibukota Haiti, demikian dikutip
xinhuanet. Jumlah
korban meninggal akan terus bertambah seiring banyaknya orang yang dalam
keadaan akut walau sudah mendapat perawatan. Dalam sehari bisa bertambah 80
orang danmakin mengkhawatirkan. PBB sudah memberikan bantuan mencapai Rp 1,64
triliun untuk mengatasi wabah kolera di Haiti yang sudah menjangkiti 10 distrik
atau provinsi. Padahal di ibukota Haiti sendiri, masih ada 1,1 juta pengungsi
akibat gempa beberapa waktu lalu.
Penyakit kolera (cholera) merupakan penyakit
infeksi saluran usus bersifat akut yang disebabkan oleh bakteri Vibrio
cholerae. Bakteri ini masuk dalam tubuh manusia melalui makanan atau minuman
yang terkontaminasi. Bakteri tersebut mengeluarkan enterotoksin
(racunnya) pada saluran usus sehingga terjadilah diare (diarrhoea) disertai
muntah yang akut dan hebat, akibatnya seseorang dalam waktu hanya beberapa hari
kehilangan banyak cairan tubuh dan masuk pada kondisi dehidrasi. Apabila dehidrasi tidak segera ditangani, maka
akan berlanjut hipovolemik dan asidosis metabolik dalam waktu yang
relatif singkat dan dapat mengakibatkan kematian bila penanganan tidak adekuat.
Pemberian air minum biasa tidak akan banyak membantu, Penderita (pasien) kolera
membutuhkan infus cairan gula (Dextrose) dan garam (Normal saline) atau bentuk
cairan infus yang di mix keduanya (Dextrose Saline).
Kolera dapat menyebar sebagai penyakit yang
endemik, epidemik, atau pandemik. Meskipun sudah banyak penelitian berskala
besar dilakukan, namun kondisi penyakit ini tetap menjadi suatu tantangan bagi
dunia kedokteran modern. Bakteri Vibrio cholerae berkembang biak dan
menyebar melalui feces (kotoran) manusia, bila kotoran yang mengandung bakteri
ini mengkontaminasi air sungai dan sebagainya maka orang lain yang kontak
dengan air tersebut berisiko terkena penyakit kolera itu juga. Misalnya cuci tangan yang tidak bersih lalu
makan, mencuci sayuran atau makanan dengan air yang mengandung bakteri kolera,
makan ikan yang hidup di air terkontaminasi bakteri kolera. Pada orang yang feacesnya ditemukan bakteri
kolera mungkin selama 1-2 minggu belum merasakan keluhan berarti. Tetapi
saat terjadinya serangan infeksi maka tiba-tiba terjadi diare dan muntah dengan
kondisi cukup serius sebagai serangan akut yang menyebabkan
samarnya jenis diare dialami.
Gejala Kolera :
1.
Diare yang encer dan berlimpah tanpa didahului oleh
rasa mulas atau tenesmus.
2.
Feaces atau kotoran (tinja) yang semula berwarna dan
berbau berubah menjadi cairan putih keruh (seperti air cucian beras) tanpa bau
busuk ataupun amis, tetapi seperti manis yang menusuk.
3.
Feaces (cairan) yang menyerupai air cucian beras ini
bila diendapkan akan mengeluarkan gumpalan-gumpalan putih.
4.
Diare terjadi berkali-kali dan dalam jumlah yang cukup
banyak.
5.
Terjadinya muntah setelah didahului dengan diare yang
terjadi, penderita tidaklah merasakan mual sebelumnya.
6.
Kejang otot perut bisa juga dirasakan dengan disertai
nyeri yang hebat.
7.
anyaknya cairan yang keluar akan terjadinya dehidrasi
dengan tanda-tandanya seperti ; detak jantung cepat, mulut kering, lemah fisik,
mata cekung, hypotensi dan lain-lain yang bila tidak segera mendapatkan
penangan pengganti cairan tubuh yang hilang dapat mengakibatkan kematian.
Penanganan yang cepat dengan memberikan pengganti
cairan tubuh yang hilang sebagai langkah awal. Pemberian cairan dengan cara
Infus adalah yang paling tepat bagi penderita yang banyak kehilangan cairan
baik melalui diare atau muntah. Lebih 50% kasus kolera yang akut tidak
tertolong.
E. EPIDEMIOLOGI KOLERA
1.
Penyakit
Kolera (Cholera)
Penyakit
kolera (cholera) adalah penyakit infeksi saluran usus bersifat akut yang
disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae, bakteri ini masuk kedalam tubuh
seseorang melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Kemudian, bakteri
tersebut mengeluarkan enterotoksin (racunnya) pada saluran usus.
Infeksi
bakteri tersebut biasanya ringan atau tanpa gejala, tapi terkadang parah.
Kurang lebih 1 dari setiap 20 penderita mengalami sakit yang berat dengan
gejala diare yang sangat encer, muntah-muntah, dan kram di kaki. Bagi
penderita, kehilangan cairan tubuh secara cepat ini dapat mengakibatkan
dehidrasi dan shock atau reaksi fisiologik hebat terhadap trauma tubuh. Jika
tidak diatasi, kematian dapat terjadi dalam beberapa jam.
2.
Penularan
Penyakit Kolera
Kolera
dapat menyebar sebagai penyakit yang endemik, epidemik, atau pandemik. Meskipun
sudah banyak penelitian berskala besar dilakukan, namun kondisi penyakit ini
tetap menjadi suatu tantangan bagi dunia kesehatan. Bakteri Vibrio cholerae
berkembang biak dan menyebar melalui feces (kotoran) manusia. Bila kotoran yang mengandung bakteri ini
mengkontaminasi air sungai dan sebagainya, maka orang lain yang melakukan
kontak dengan air tersebut beresiko terkena penyakit kolera itu juga. Misalnya
cuci tangan yang tidak bersih lalu makan, mencuci sayuran atau makanan dengan
air yang mengandung bakteri kolera, makan ikan yang hidup di air terkontaminasi
bakteri kolera, bahkan air tersebut (seperti di sungai) dijadikan air minum
oleh orang lain yang bermukim disekitarnya. Hal ini akan semakin meningkatkan
resiko terjadinya penyakit kolera. Dalam situasi adanya wabah (epidemic),
biasanya tinja orang yang telah terinfeksi menjadi sumber kontaminasi. Penyakit
ini dapat menyebar dengan cepat di tempat yang tidak mempunyai penanganan
pembuangan kotoran (sewage) dan pengolahan air minum yang memadai. Pada saat wabah kolera (El Tor) skala besar
terjadi di Amerika Latin pada tahun 1991, penularan yang cepat dari kolera
terjadi melalui air yang tercemar karena sistem PAM perkotaan yang tidak baik,
air permukaan yang tercemar, serta sistem penyimpanan air di rumah tangga yang
kurang baik. Makanan dan minuman pada saat itu diolah dengan air yang tercemar
dan di jual oleh pedagang kaki lima, bahkan es dan air minum yang dikemaspun
juga tercemar oleh Vibrio cholerae. Biji-bijian yang dimasak dengan saus pada
saat wabah itu terbukti berperan sebagai media penularan kolera.
Vibrio
cholerae yang dibawa oleh penjamah makanan dapat mencemari
makanan, yang apabila tidak disimpan dalam lemari es dalam suhu yang tepat
dapat meningkatkan jumlah kuman berlipat ganda dalam waktu 8-12 jam. Sayuran
dan buah-buahan yang dicuci dan dibasahi dengan air limbah yang tidak diolah,
juga menjadi media penularan. Bakteri
kolera juga dapat hidup di lingkungan air payau dan perairan pesisir.
Kerang-kerangan (shellfish) yang dimakan mentah juga dapat menjadi sumber
kolera. Seperti di Amerika Serikat, kasus sporadis kolera timbul karena
mengkonsumsi seafood mentah atau setengah matang yang ditangkap dari perairan
yang tidak tercemar. Sebagai contoh, kasus kolera yang muncul di Louisiana dan
Texas menyerang orang-orang yang mengkonsumsi kerang yang diambil dari pantai
dan muara sungai yang diketahui sebagai reservoir alami dari Vibrio cholera (O1
serotipe Inaba), muara sungai yang tidak terkontaminasi oleh air limbah.
Biasanya penyakit kolera secara langsung tidak menular dari orang ke orang. Oleh karena itu, kontak biasa dengan penderita tidak merupakan resiko penularan.
Biasanya penyakit kolera secara langsung tidak menular dari orang ke orang. Oleh karena itu, kontak biasa dengan penderita tidak merupakan resiko penularan.
3.
Gejala
dan Tanda Penyakit Kolera
Pada
orang yang fecesnya ditemukan bakteri kolera, mungkin selama 1-2 minggu belum
merasakan keluhan berarti. Tetapi saat terjadinya serangan infeksi, maka
tiba-tiba terjadi diare dan muntah dengan kondisi cukup serius sebagai serangan
akut yang menyebabkan samarnya jenis diare yang dialami.
Akan tetapi pada penderita penyakit kolera ada beberapa hal tanda dan gejala yang ditampakkan, antara lain ialah :
Akan tetapi pada penderita penyakit kolera ada beberapa hal tanda dan gejala yang ditampakkan, antara lain ialah :
a. Diare
yang encer dan berlimpah tanpa didahului oleh rasa mulas atau tenesmus.
b. Feces
atau kotoran (tinja) yang semula berwarna dan berbau berubah menjadi cairan
putih keruh (seperti air cucian beras) tanpa bau busuk ataupun amis, tetapi
seperti manis yang menusuk.
c. Feces
(cairan) yang menyerupai air cucian beras ini bila diendapkan akan mengeluarkan
gumpalan-gumpalan putih.
d. Diare
terjadi berkali-kali dan dalam jumlah yang cukup banyak.
e. Terjadinya
muntah setelah didahului dengan diare yang terjadi, penderita tidaklah
merasakan mual sebelumnya.
f. Kejang
otot perut bisa juga dirasakan dengan disertai nyeri yang hebat.
g. Banyaknya
cairan yang keluar akan menyebabkan terjadinya dehidrasi dengan tanda-tandanya
seperti : detak jantung cepat, mulut kering, lemah fisik, mata cekung,
hipotensi dan lain-lain yang bila tidak segera mendapatkan penangan pengganti
cairan tubuh yang hilang dapat mengakibatkan kematian.
4.
Pencegahan
Penyakit Kolera
Cara
pencegahan dan memutuskan tali penularan penyakit kolera adalah dengan prinsip
sanitasi lingkungan, terutama kebersihan air dan pembuangan kotoran (feces)
pada tempatnya yang memenuhi standar lingkungan. Lainnya ialah meminum air yang
sudah dimasak terlebih dahulu, cuci tangan dengan bersih sebelum makan memakai
sabun/antiseptik, cuci sayuran dangan air bersih terutama sayuran yang dimakan
mentah (lalapan), hindari memakan ikan dan kerang yang dimasak setengah matang.
Bila dalam anggota keluarga ada yang terkena kolera, sebaiknya diisolasi dan secepatnya mendapatkan pengobatan. Benda yang tercemar muntahan atau tinja penderita harus di sterilisasi, serangga lalat (vektor) penular lainnya segera diberantas. Pemberian vaksinasi kolera dapat melindungi orang yang kontak langsung dengan penderita.
Bila dalam anggota keluarga ada yang terkena kolera, sebaiknya diisolasi dan secepatnya mendapatkan pengobatan. Benda yang tercemar muntahan atau tinja penderita harus di sterilisasi, serangga lalat (vektor) penular lainnya segera diberantas. Pemberian vaksinasi kolera dapat melindungi orang yang kontak langsung dengan penderita.
5.
Penanganan
dan Pengobatan Penyakit Kolera
`Penderita yang mengalami penyakit kolera harus
segera mendapatkan penanganan segera, yaitu dengan memberikan pengganti cairan
tubuh yang hilang sebagai langkah awal (terapi rehidrasi agresif). Dasar dari
terapi kolera adalah rehidrasi agresif melalui oral dan intravena yang
dilakukan untuk memperbaiki kekurangan cairan dan elektrolit, juga untuk
mengganti cairan akibat diare berat yang sedang berlangsung. Pemberian cairan
dengan cara Infus/Drip adalah yang paling tepat bagi penderita yang banyak
kehilangan cairan baik melalui diare atau muntah. Selanjutnya adalah pengobatan
terhadap infeksi yang terjadi, yaitu dengan pemberian antibiotik/antimikrobial
seperti Tetrasiklin, Doxycycline atau golongan Vibramicyn. Pengobatan
antibiotik ini dalam waktu 48 jam dapat menghentikan diare yang terjadi.
Selain itu, untuk menangani penyakit kolera ini juga dapat dilakukan disinfeksi serentak terhadap tinja dan muntahan serta bahan-bahan dari kain (linen, seperti sprei, sarung bantal dan lain-lain) serta barang-barang lain yang digunakan oleh penderita, dengan cara di panaskan, diberi asam karbol atau disinfektan lain. Masyarakat yang memiliki sistem pembuangan kotoran dan limbah yang modern dan tepat, tinja dapat langsung dibuang ke dalam saluran pembuangan tanpa perlu dilakukan disinfeksi sebelumnya.
Selain itu, untuk menangani penyakit kolera ini juga dapat dilakukan disinfeksi serentak terhadap tinja dan muntahan serta bahan-bahan dari kain (linen, seperti sprei, sarung bantal dan lain-lain) serta barang-barang lain yang digunakan oleh penderita, dengan cara di panaskan, diberi asam karbol atau disinfektan lain. Masyarakat yang memiliki sistem pembuangan kotoran dan limbah yang modern dan tepat, tinja dapat langsung dibuang ke dalam saluran pembuangan tanpa perlu dilakukan disinfeksi sebelumnya.
Pada
kondisi tertentu,
terutama diwilayah yang terserang wabah penyakit kolera pemberian
makanan/cairan dilakukan dengan jalan memasukkan selang dari hidung ke lambung
(sonde). Sebanyak 50% kasus kolera yang tergolang berat tidak dapat diatasi
(meninggal dunia), sedangkan sejumlah 1% penderita kolera yang mendapat
penanganan kurang adekuat meninggal dunia. (massachusetts medical society, 2007
: Getting Serious about Cholera).
informasi yang bermanfaat, terimakasih banyak..
BalasHapushttp://obatasliindonesia.com/pengobatan-diare-herbal-terbaik/