Selasa, 06 November 2012

Parametritis


PARAMETRITIS
                                                     Posted by    
Gendrowati, shoimatul Hanifah, Yuni Saptin Sulaimi


Parametritis atau disebut juga sellulitis pelvika adalah radang yang terjadi pada parametrium yang disebabkan oleh invasi kuman. Penjalaran kuman sampai ke parametrium terjadi pada infeksi yang lebih berat. Infeksi menyebar ke parametrium lewat pembuluh limfe atau melalui jaringan di antara kedua lembar ligamentum latum. Parametrium dapat juga terjadi melalui salfingo-ooforitis. Parametritis umumnya merupakan komplikasi yang berbahaya dan merupakan sepertiga dari sebab kematian karena kasus infeksi. (Sarwono, 2007)
Secara rinci penyebaran infeksi sampai ke parametrium memalui 3 cara yaitu:
a.       Penyebaran melalui limfe dari luka serviks yang terinfeksi atau dari endometritis
b.      Penyebarab langsung dari luka serviks yang meluas sampai ke dasar ligamentum
c.       Penenyebaran sekunder dari tromboflebitis pelvika. Proses ini dapat tinggalterbatas pada dasar ligamentum latum atau menyebar ekstraperitoneal ke semua jurusan. Jika menjalar ke atas , dapat diraba pada dinding perut sebelah lateral di atas ligamentum inguinalis, atau pada fossa iliaka. Parametritis ringan dapat menyebabkan suhu yang meninggi. Bila suhu tinggi menetap lebih dari satu minggu disertai dengan rasa nyeri disertai dengan rasa nyeri di kiri atau kanan dan nyeri pada pemeriksaan dalam, hal ini patut dicurigai parametritis ringan. Pada perkembangan proses peradangan lebih lanjut gejala- gejala paramtritis menjadi lebih jelas . Pada pemeriksaan dalam dapat diraba tahanan padat dan nyeri di sebelah uterus dan tahanan ini yang berhubungan erat dengan tulang panggul, dapat meluaske berbagai jurusan.
Di tengah – tengah jaringan yang meradang bisa tumbuh abses. Dalam hal ini, suhu yang mula-mula tinggi secara menetap mulai naik turun disertai dengan menggigil. Penderita tampak sakit, nadi cepat dan perut nyeri. Dalam 2/3 kasus, tidak terjadi abses dan suhu menurun dalam beberapa minggu. Tumor di sebelah uterus mengecil sedikit demi sedikit, dan akhirnya terdapat parametrium yang kaku.(Sarwono, 2007)
Radang paling banyak berlokasi di parametrium bagian lateral akan tetapi bisa juga ke depan dan ke belakang, radang bisa juga menjadi abses. Apabila terjadi abses, dan proses berkembang terus, maka abses akan mencari jalan keluar yaitu di atas ligamentum  pouparty, ke daerah ginjal, melalui foramina obturatorium ke paha bagian dalam, dan sebagianya. Parametritis dapat juga menahun  dan di tempat radang terjadi fibrosis Kalau terjadi infeksi  parametrium, maka timbulah pembengkakan yang mula-mula lunak tetapi kemudian menjadi keras sekali.
Infiltrasi ini dapat terjadi hanya pada dasar lig. Latum tetapi dapat juga bersifat luas misalnya dapat menempati seluruh parametrium sampai ke dinding panggul dan dinding perut depan di atas lig. Inguinale.Jika filtrat menjalar ke belakang dapat menimbulkan pembengkakan di belakang cervix.
Eksudat ini lambat laun diresorpsi atau menjadi abses. Abses dapat memecah di daerah lipat paha di atas lig. Inguinale atau ke dalam cavum douglas.
Parametritis biasanya unilateral dan karena biasanya sebagai akibat luka cervix, lebih sering terdapat pada primipara daripada multipara. (UNPAD, 1981)
B.     Etiologi
Parametritis dapat terjadi:
1.      Dari endometritis dengan 3 cara :
a.       Per continuitatum : endometritis → metritis → parametitis.
b.      Lymphogen.
c.       Haematogen : phlebitis → periphlebitis → parametritis
2.      Dari robekan serviks
3.      Perforasi uterus oleh alat-alat ( sonde, kuret, IUD)
C.     Patofisiologi
Endometritis InfeksimeluasLewat jalan limfe atau tromboflebitis Infeksi menyebar kemiometriumMiometritis→ Infeksi meluas lewat jalan limfe/tromboflebitis → Parametritis
Terjadi reaksi :
1.      Kalor
2.      Dolor
3.      Nyeri hebat
4.      Nafsu makan berkurang
5.      Asam lambung meningkat
6.      Reaksi mual
7.      Vasodilatasi
8.      syok septic/ infertilitas/ infeksi meluas

D.    Faktor Resiko
Wanita yang aktif secara seksual di bawah usia 25 tahun berisiko tinggi untuk mendapat penyakit radang panggul. Hal ini disebabkan wanita muda berkecenderungan untuk berganti-ganti pasangan seksual dan melakukan hubungan seksual tidak aman dibandingkan wanita berumur. Faktor lainnya yang berkaitan dengan usia adalah lendir servikal (leher rahim). Lendir servikal yang tebal dapat melindungi masuknya bakteri melalui serviks (seperti gonorea), namun wanita muda dan remaja cenderung memiliki lendir yang tipis sehingga tidak dapat memproteksi masuknya bakteri. Faktor risiko lainnya adalah:
1.      Riwayat penyakit radang panggul sebelumnya
2.      Pasangan seksual berganti-ganti, atau lebih dari 2 pasangan dalam waktu 30 hari
3.      Wanita dengan infeksi oleh kuman penyebab PMS
4.      Menggunakan douche (cairan pembersih vagina) beberapa kali dalam sebulan
5.      Penggunaan IUD (spiral) meningkatkan risiko penyakit radang panggul.
Risiko tertinggi adalah saat pemasangan spiral dan 3 minggu setelah pemasangan terutama apabila sudah terdapat infeksi dalam saluran reproduksi sebelumnya
E.     Tanda dan gejala
1.      Suhu tinggi dengan demam tinggi
Parametritis ringan dapat menyebabkan suhu yang meninggi dalam nifas. Bila suhu tinggi menetap lebih dari seminggu disertai rasa nyeri di kiri atau kanan ada nyeri sebelah atau kedua belah di perut bagian bawah, sering memancar pada kaki.
Pada perkembangan proses peradangan lebih lanjut gejala-gejala parametritis menjadi lebih jelas. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba tahanan padat dan nyeri di sebelah uterus dan tahanan ini yang berhubungan erat dengan tulang panggul, dapat meluas ke berbagai jurusan. Di tengah-tengah jaringan yang meradang itu bisa tumbuh abses. Dalam hal ini, suhu yang mula-mula tinggi secara menetap menjadi naik turun disertai dengan menggigil.
2.      Penderita tampak sakit, nadi cepat, dan perut nyeri.
3.      Nyeri unilateral tanpa gejala rangsangan peritoneum, seperti muntah
Diagnosis
Dalam minggu pertama biasanya gejala-gejala setempat belum menunjukkan dengan nyata adanya perluasan infeksi ; yang lebih penting ialah gejala umum. Seorang penderita dengan infeksi yang meluas diluar porte d’entrée tampaknya sakit, suhu meningkat dengan kadang-kadang disertai menggigil, nadi cepat, keluhannya juga lebih banyak.
Prognosis
Yang paling dapat dipercayai untuk membuat prognosa ialah nadi ; jika nadi tetap di bawah 100 maka prognosa baik, sebaliknya kalau nadi di atas 130, apalagi kalau tidak ikut turun dengan turunnya suhu prognosanya kurang baik.
Demam yang continou adalah lebih buruk prognosanya dari demam yang remittens. Demam menggigil berulang-ulang, insomnia dan icterus, merupakan tanda-tanda yang kurang baik.Kadar Hb yang rendah dan jumlah leucocyt yang rendah atau sangat tinggi memburukkan prognosa.
Juga kuman penyebab yang ditentukan dengan pembiakan menentukan prognosa. Menurut derajatnya septicemia merupakan infeksi yang paling berat dengan mortalitas tinggi, dan yang segera diikuti oleh peritonitis umum. Pada Pelvioperitonitis dan Sellulitis pelvis bahaya kematian dapat diatasi dengan pengobatan yang sesuai. Abses memerlukan tindakan untuk mengeluarkan nanahnya.
Penatalaksanaan
1.     Pencegahan
a.   Selama kehamilan
Oleh karena anemia merupakan predisposisi untuk infeksi nifas, harus diusahakan untuk memperbaikinya. Keadaan gizi juga merupakan factor penting, karenanya diet yang baik harusdiperhatikan.Coitus pada hamil tua sebaiknya dilarang karena dapat mengakibatkan pecahnya ketuban dan terjadinya infeksi.
b.   Selama persalinan
Usaha-usaha pencegahan terdiri dari membatasi sebanyak mungkin kuman-kuman dalam jalan lahir, menjaga supaya persalinan tidak berlarut-larut, menyelesaikan persalinan dengan trauma sedikit mungkin, dan mencegah terjadinya perdarahan banyak. Semua petugas dalam kamar bersalin harus menutup hidung dan mulut dengan masker, alat-alat, kain-kain yang dipakai dalam persalinan harus suci hama. Pemeriksaan dalam hanya boleh dilakukan jika perlu, terjadinya perdarahan harus dicegah sedapat mungkin dan transfusi darah harus diberikan menurut keperluan.
c.    Selama nifas
Sesudah partus terdapat luka-luka dibeberapa tempat pada jalan lahir. Pada hari pertama postpartum harus dijaga agar luka-luka ini tidak dimasuki kuman-kuman dari luar. Tiap penderita dengan tanda-tanda infeksi nifas jangan dirawat bersama dengan wanita-wanita dalam nifas sehat.
2.     Pengobatan
Antibiotika memegang peranan yang sangat penting dalam pengobatan infeksi nifas. Karena pemeriksaan-pemeriksaan ini memerlukan waktu, maka pengobatan perlu dimulai tanpa menunggu hasilnya. Terapi pada parametritis yaitu dengan memberika antibiotika berspektrum luas. Dalam hal ini dapat diberikan penicillin dalam dosis tinggi atau antibiotika dengan spectrum luas, seperti ampicillin dan lain-lain.
Disamping pengobatan dengan antibiotika, tindakan-tindakan untuk mempertinggi daya tahan badan tetap perlu dilakukan. Perawatan baik sangat penting, makanan yang mengandung zat-zat yang diperlukan hendaknya diberikan dengan cara yang cocok dengan keadaan penderita, dan bila perlu transfusi darah dilakukan.
Jika keadaan sudah tenang dapat diberi terapi diatermi dalam beberapa seri dan penderita dinasehatkan agar jangan melakukan pekerjaan yang berat- berat. Dengan terapi ini biar pun sisa- sisa peradangan masih ada, keluahan- keluhan penderita sering kali hilang atau sangat berkurang.  Pada sellulitis pelvika dan pelvioperitonitis perlu diamat-amati dengan seksama apakah terjadi abses atau tidak. Jika terjadi abses, abses harus dibuka dengan menjaga supaya nanah tidak masuk kedalam rongga peritoneum dan pembuluh darah yang agak besar tidak sampai dilukai. Jika ditemukan abses, di tempat itu perlu diadakan pembukaan tumor dan drainase karena selalu ada bahaya bahwa abses mencari jalan ke jaringan tubuh yang lain.Kalau ada fluktasi perlu dilakukan insici. Tempat insici ialah di atas lipat paha atau pada cavum douglas.

3.     Penanganan
Beri antibiotik seperti benzilpenisilin ditambah gentamisin dan metronidazol. Jika perlu, berikan obat pereda nyeri seperti pethidine 50-100 mg 1M setiap 6 jam.
Jika ibu tidak membaik dalam 2 atau 3 hari, ibu harus segera di bawa ke rumah sakit daerah.

Gambar:
         








DAFTAR PUSTAKA
UNPAD.1984. Obstetri Patologi.Bandung: Elstar Offset
Prawirohardjo,Sarwono.2007. Ilmu Kandungan.Jakarta:YBP
Mochtar, Prof. Dr. Rustam, Sinopsis Obstetri, ECG, Jakarta, 1989.
Wiknjosastro. Hanifa. Prof. Dr, Ilmu Kebidanan, Edisi III, Yayasan Bina Pustaka, Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 1992.



SOAL - SOAL

1.      Parametritis umumnya merupakan komplikasi yang berbahaya dan merupakan sepertiga dari sebab kematian karena kasus infeksi. (Sarwono, 2007)
Secara rinci penyebaran infeksi sampai ke parametrium memalui 3 cara yaitu:
a.       Penyebaran melalui limfe dari luka serviks yang terinfeksi atau dari endometritis
b.      Penyebarab langsung dari luka serviks yang meluas sampai ke dasar ligamentum
c.       Penenyebaran sekunder dari tromboflebitis pelvika. Proses ini dapat tinggalterbatas pada dasar ligamentum latum atau menyebar ekstraperitoneal ke semua jurusan. Jika menjalar ke atas , dapat diraba pada dinding perut sebelah lateral di atas ligamentum inguinalis, atau pada fossa iliaka.
d.      Semua benar
2.      Suhu tinggi dengan demam tinggi menyebabkan suhu yang meninggi dalam nifas,. bila suhu tinggi menetap lebih dari seminggu disertai rasa nyeri di kiri atau kanan ada nyeri sebelah atau kedua belah di perut bagian bawah, sering memancar pada kaki. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba tahanan padat dan nyeri di sebelah uterus dan tahanan ini yang berhubungan erat dengan tulang panggul, dapat meluas ke berbagai jurusan. Di tengah-tengah jaringan yang meradang itu bisa tumbuh abses. Penderita tampak sakit, nadi cepat, dan perut nyeri.Nyeri unilateral tanpa gejala rangsangan peritoneum, seperti muntah.
Hal tersebut diatas merupakan tanda gejala:
a.       Parametritis
b.      Endometritis
c.       Endometiriosis
d.      Apendixitis
3.      Faktor resiko pada penyakit parametritis diantaranya yaitu: wanita yang aktif secara seksual di bawah usia 25 tahun berisiko tinggi untuk mendapat penyakit radang panggul. Hal ini disebabkan wanita muda berkecenderungan untuk berganti-ganti pasangan seksual dan melakukan hubungan seksual tidak aman dibandingkan wanita berumur. Faktor lainnya yang berkaitan dengan usia adalah lendir servikal (leher rahim). Lendir servikal yang tebal dapat melindungi masuknya bakteri melalui serviks (seperti gonorea), namun wanita muda dan remaja cenderung memiliki lendir yang tipis sehingga tidak dapat memproteksi masuknya bakteri. Faktor risiko lainnya adalah:
a.       Riwayat penyakit radang panggul sebelumnya
b.      Wanita dengan infeksi oleh kuman penyebab PMS
c.       Menggunakan douche (cairan pembersih vagina) beberapa kali dalam sebulan
d.      Benar semua
4.      Etiologi dari penyakit parametritis dapat terjadi karena disebabkan oleh:
a.       Dari endometritis dengan 3 cara :
1.      Per continuitatum : endometritis → metritis → parametitis.
2.      Lymphogen.
3.      Haematogen : phlebitis → periphlebitis → parametritis
b.      Dari robekan serviks
c.       Perforasi uterus oleh alat-alat ( sonde, kuret, IUD)
d.      Benar semua
5.      Pada penanganan kasus parametritis dapat diberikan:
a.       Beri antibiotik seperti benzilpenisilin ditambah gentamisin dan metronidazol.
Jika perlu, berikan obat pereda nyeri seperti pethidine 50-100 mg 1M setiap 6 jam
.
b.      Jika ibu tidak membaik dalam 2 atau 3 hari, ibu harus segera di bawa ke rumah sakit daerah.
c.       Analgetik
d.      A, b benar

12 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. kenapa (secara patofisiologis) parametritis ringan bisa meningkatkan suhu tubuh...??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jazakumullah sebelumnya atas pertanyaan yang diberikan. em, Jawaban dr kel kmi, kejadian parametritis seringnya atau merupakan kelanjutan dari infeksi lainnya. dari patofisiologi di atas, dimulai dari endometritis, sedangkan gejala endometritis atau infeksi secara umum dengan masuknya bakteri menyebabkan tubuh merespon akan bakteri yang masuk melalui luka-luka servik, vagina pos bersalin dll sehingga menyebabkan demam.Untuk itulah sekalipun kondisi parametritisnya masih ringan pun tetap terjadi demam. tanda infeksi diantaranya kalor, dolor, rubor, tumor, funsileosa. wallahu 'alam

      Hapus
    2. oh begitu ya?
      mungkin itu karena sedang terajadi proses peradangan ya??? heemmm.....
      terus kenapa pada peradangan lanjut/parametritis lanjut bisa terjadi menggingil? kenapa panasnya bisa tiba2 berubah menjadi menggigil???

      Hapus
  3. afwan mau tanya yah : pada umumnya penyakit parametritis dapat menimbulkan reaksi yang berupa, Nafsu makan berkurang, Asam lambung meningkat, Reaksi mual dan Vasodilatasi, bagaimanakah proses itu terjadi dan vasodilatasi yang dimaksud itu, vasodilatasi tentang apa ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kmi memcoba menjawab dari pertanyaan ummu hanie, menurut kmi gejala awal dapat berupa demam menyebabkan tubuh tidak enak sehingga menurunkan nafsu makan kemudian karena kurang asupan makanan yang masuk ke lambung menyebabkan asam lambung meningkat dan terasa perih, jka asam lambung meningkat menyebabkan mual dan mgkn jga bsa muntah. sedangkam vasodilatasi dikaitkan dengan feedback hipotalamus dari otak untuk menyeimbangkan suhu tubuh.
      Vasodilatasi pembuluh darah perifer hampir dilakukan pada semua area tubuh. Vasodilatasi ini disebabkan oleh hambatan dari pusat simpatis pada hipotalamus posterior yang menyebabkan vasokontriksi sehingga terjadi vasodilatasi yang kuat pada kulit, yang memungkinkan percepatan pemindahan panas dari tubuh ke kulit hingga delapan kali lipat lebih banyak.

      Hapus
    2. hemmm.... nice answer....
      cukup bisa dimengerti... ok semangat ya, tetap terus berkarya, sehingga ane bisa dapat ilmu lebih buanyak lagi :)

      Hapus
  4. kenapa parametritis lebih sering terjadi pada primipara dibandingkan pada multipara...kira2 berapa persentase / perbandingan kejadian parametritis pada para/multi...?? ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. afwan sebelumnya, klarifikasi dari pertanyaan antum bahwa dari materi yang kami paparkan tidak menyangkutkan dengan paritas namun mgkin yg antum maksudkan berdasarkan usia muda karena kaitannya dgn lendir servik, dan seksual bebas mereka. malah kami berpendapat bahwa multi paritas lebih berpotensi karena seringnya melahirkan.wallahu'alam bisshowab

      Hapus
    2. waduh....
      nampak bingung nih para adminde...
      makane, dibayar tuh admine biar betah ngaturnya :)
      hehehe

      Hapus
  5. nhem... afwan... kemren kami hanya meng'Copas dri materinya,,, tpi koq tak liat lgi malah gk ada yah... heheh

    truss kita mau tanya lagi ni sis...
    Kenapa yach...IUD bisa meningkatkan infeksi radang panggul…truss IUD jenis apakah yg bisa menyebabkan randang panggul..?? IUD hormonal/nonhormonal…??? n than...Truss apakah Alkon hormonal juga bisa menyebabkan penyakit radang panggul…???

    satu lagi ni sis...
    Untuk penanganan parametritis itu sendiri…untuk penggunaan antibiotik, benzilpenisilin, gentamisin dan metronidazol…. Itu di combain atau tidak…??? Truss penggunakan dosis yang tepat dan sesuai kewenangan kita sebagai bidan gimana yach…???
    t-Q ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. jwaban dr kelmpk kmi, penggunaan IUD sangat beresiko dengan terjadinya infeksi baik ketika pemasangan maupunn pasca pemasangan yang berhubungan dgn proses peradangan akibat krom(IUD non hormonal). Syarat pemasangaan IUD adalah tidak menderita PID, atau PID tersebut bsa disebabkan oleh IUD.
      Untuk penanganan dgn antibiotik scra kombinasi sampai ibu bebas demam sampai 48 jam, menggunakan spektrum luas contohnya dr gol penicilin yaitu ampicilin 2 gr IV tiap 6 jam, gentamicin 5 mm/kgBB IV tiap 24 jam dan metronidazol 500 mg tiap 8 jam.Wallahu'alam

      Hapus