PELVIKSITIS
Posted by
Marvella Ramadhani. D dan Dinis Silvia Amir
PENGERTIAN
Infeksi pelvis merupakan suatu istilah umum yang biasanya digunakan untuk menggambarkan keadaan atau kondisi dimana organ-organ pelvis (uterus, tuba falopii atau ovarium) diserang oleh mikroorganisme patogen. Organisme-organisme ini biasanya bakteri, mereka melakukan multiplikasi dan menghasilkan suatu reaksi peradangan.
Infeksi pelvis merupakan suatu istilah umum yang biasanya digunakan untuk menggambarkan keadaan atau kondisi dimana organ-organ pelvis (uterus, tuba falopii atau ovarium) diserang oleh mikroorganisme patogen. Organisme-organisme ini biasanya bakteri, mereka melakukan multiplikasi dan menghasilkan suatu reaksi peradangan.
Penyakit radang panggul adalah infeksi saluran
reproduksi bagian atas. Penyakit tersebut dapat mempengaruhi
endometrium (selaput dalam rahim), saluran tuba, indung telur, miometrium (otot
rahim), parametrium dan rongga panggul. Penyakit radang panggul merupakan
komplikasi umum dari Penyakit Menular Seksual (PMS). Saat ini hampir 1 juta
wanita mengalami penyakit radang panggul yang merupakan infeksi serius pada
wanita berusia antara 16-25 tahun. Lebih buruk lagi, dari 4 wanita yang
menderita penyakit ini, 1 wanita akan mengalami komplikasi seperti nyeri perut
kronik, infertilitas (gangguan kesuburan), atau kehamilan abnormal.
Terdapat peningkatan jumlah penyakit ini dalam 2-3
dekade terakhir berkaitan dengan beberapa faktor, termasuk diantaranya adalah
peningkatan jumlah PMS dan penggunaan kontrasepsi seperti spiral. 15% kasus
penyakit ini terjadi setelah tindakan operasi seperti biopsi endometrium,
kuret, histeroskopi, dan pemasangan IUD (spiral). 85% kasus terjadi secara
spontan pada wanita usia reproduktif yang seksual aktif.
PENYEBAB
Penyakit radang panggul terjadi apabila terdapat infeksi pada saluran genital bagian bawah, yang menyebar ke atas melalui leher rahim. Butuh waktu dalam hitungan hari atau minggu untuk seorang wanita menderita penyakit radang panggul. Bakteri penyebab tersering adalah N. Gonorrhoeae dan Chlamydia trachomatis yang menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan sehingga menyebabkan berbagai bakteri dari leher rahim maupun vagina menginfeksi daerah tersebut. Kedua bakteri ini adalah kuman penyebab PMS. Proses menstruasi dapat memudahkan terjadinya infeksi karena hilangnya lapisan endometrium yang menyebabkan berkurangnya pertahanan dari rahim, serta menyediakan medium yang baik untuk pertumbuhan bakteri (darah menstruasi).
FAKTOR RESIKO
Penyakit radang panggul terjadi apabila terdapat infeksi pada saluran genital bagian bawah, yang menyebar ke atas melalui leher rahim. Butuh waktu dalam hitungan hari atau minggu untuk seorang wanita menderita penyakit radang panggul. Bakteri penyebab tersering adalah N. Gonorrhoeae dan Chlamydia trachomatis yang menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan sehingga menyebabkan berbagai bakteri dari leher rahim maupun vagina menginfeksi daerah tersebut. Kedua bakteri ini adalah kuman penyebab PMS. Proses menstruasi dapat memudahkan terjadinya infeksi karena hilangnya lapisan endometrium yang menyebabkan berkurangnya pertahanan dari rahim, serta menyediakan medium yang baik untuk pertumbuhan bakteri (darah menstruasi).
FAKTOR RESIKO
Wanita yang aktif secara seksual di bawah usia 25
tahun berisiko tinggi untuk mendapat penyakit radang panggul. Hal ini
disebabkan wanita muda berkecenderungan untuk berganti-ganti pasangan seksual
dan melakukan hubungan seksual tidak aman dibandingkan wanita berumur. Faktor
lainnya yang berkaitan dengan usia adalah lendir servikal (leher rahim). Lendir
servikal yang tebal dapat melindungi masuknya bakteri melalui serviks (seperti
gonorea), namun wanita muda dan remaja cenderung memiliki lendir yang tipis
sehingga tidak dapat memproteksi masuknya bakteri. Faktor risiko lainnya
adalah:
1. Riwayat penyakit radang panggul sebelumnya
2. Pasangan seksual berganti-ganti, atau lebih dari 2
pasangan dalam waktu 30 hari
3. Wanita dengan infeksi oleh kuman penyebab PMS
4. Menggunakan douche (cairan pembersih vagina)
beberapa kali dalam sebulan
5. Penggunaan IUD (spiral) meningkatkan risiko
penyakit radang panggul.
Risiko tertinggi adalah saat pemasangan spiral dan 3
minggu setelah pemasangan terutama apabila sudah terdapat infeksi dalam saluran
reproduksi sebelumnya
TANDA DAN GEJALA
TANDA DAN GEJALA
Keluhan yang dirasakan pasien yang menderita PID
biasanya beragam. Mulai dari tidak ada keluhan sampai dengan keluhan yang
sangat berat. Keluhan-keluhan tersebut dapat berupa demam; keluar cairan dari
vagina dengan warna, konsistensi, dan bau yang abnormal; timbul bercak-bercak
kemerahan di celana dalam; nyeri senggama; nyeri saat buang air kecil;
menstruasi yang tidak teratur; kram perut saat menstruasi; terjadi perdarahan
hebat saat menstruasi; nyeri pada daerah perut bawah dan dapat memburuk jika
disertai mual muntah; serta kelelahan yang disertai dengan nafsu makan yang
berkurang. Nyeri yang mendadak pada perut bagian bawah dapat terjadi jika abses
pecah, di mana daerah nyeri tersebut mulai dari daerah sekitar abses yang pecah
menjalar ke seluruh dinding perut yang mengakibatkan peritonitis generalisata.
Juga dapat ditemukan anemia pada abses pelvik yang telah berlangsung beberapa
minggu.
Gejala infeksi genital yang dikatakan sebagai penyakit radang pelvis (PID) sering merupakan suatu gabungan yang dihasilkan berbagai derajat peradangan yang melibatkan endometrium dan tuba, walaupun bakteri dapat mencapai uterus, tuba dan ovarium melalui aliran darah, jalur penyebaran yang umum adalah :
Gejala infeksi genital yang dikatakan sebagai penyakit radang pelvis (PID) sering merupakan suatu gabungan yang dihasilkan berbagai derajat peradangan yang melibatkan endometrium dan tuba, walaupun bakteri dapat mencapai uterus, tuba dan ovarium melalui aliran darah, jalur penyebaran yang umum adalah :
1.
Mikgrasi ke atas dari serviks melalui
rongga endometrium ke dalam endosalping (jalur umum infeksi gonore).
2.
jalur vena dan saluran getah bening dari
ligamentum latum.
Infeksi pelvis dapat dipisahkan ke dalam tiga kategori dasar.
1.
Infeksi yang terjadi setelah kuretase
dan postabortus serta infeksi postpartum.
2.
infeksi postoperatif biasanya berkembang
dari organisme-organisme yang terbawa ke dalam tempat operasi dari kulit,
vagina atau yang lebih jarang dari traktus gastrointestinalis sewaktu
pembedahan.
3.
infeksi pelvis yang terjadi pada pasien
yang tidak hamil tanpa didahului pembukaan bedah rongga abdomen atau
endometrium.
Bakteri yang biasanya bertanggung jawab terhadap
infeksi pelvis adalah organisme eksogen (diperoleh dari masyarakat atau rumah
sakit) atau organisme endoogen (normal ditemukan dalam saluran genital wanita
atau saluran usus). Biasanya tidak patogen, namun organisme endogen ini dapat
menjadi patogen pada keadaan di mana ketahanan pejamu berubah. Infeksi pelvis
akut sering etiologinya polimikrobial, infeksi campuran mikroorganisme aerob
dan anaerob.
Resistensi pejamu terhadap infeksi tampaknya menurun setelah abortus, melahirkan, pembedahan, pecah ketuban yang memanjang dan trauma. Faktor-faktor presdiposisi lainnya dari infeksi pelvis meliputi pemakaian AKDR, produk konsepsi yang tertinggal, mentrusasi dan salpingitis gonokokus sebelumnya. Infeksi anaerob spesimen yang memadai untuk biakan anaerob meliputi darah, cairan kavum douglasi, dan aspirasi abses. Sangat penting bahwa spesimen dikirimkan ke laboratorium bakterologi dalam suatu medium transpor yang telah direduksi sebelumnya arau dalam spuit bertutup bebas udara
Infeksi bakteroides dicurigai apabila terdapat
keadaan-keadaan berikut :
1.
Infeksi sistemik yang menulitkan
manipulasi traktur gastrointestinalis atau oragan pelvis wanita.
2.
Eksudar berbau busuk yang mengadung basil
garam negatif yang tidak berhasil tumbuh dalam biakan aerob rutin.
3.
Adanya gas didalam abses.
4.
Adanya tromboflebitis septik pevis dan
atau embolis septik.
5.
Tidak ada respon terhadap antibiotik
bakterisidal yang lazim digunakan.
6.
Adaya garam negatif, batang plemorfik
yang buruk menyerap warna terutama bila sejumlah mikroorganisme tersebut
intrasuler.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan darah dilakukan untuk melihat kenaikan
dari sel darah putih yang menandakan terjadinya infeksi. Kultur untuk GO dan
chlamydia digunakan untuk mengkonfirmasi diagnosis. Ultrasonografi atau USG
dapat digunakan baik USG abdomen (perut) atau USG vagina, untuk mengevaluasi
saluran tuba dan alat reproduksi lainnya. Biopsi endometrium dapat dipakai
untuk melihat adanya infeksi. Laparaskopi adalah prosedur pemasukan alat dengan
lampu dan kamera melalui insisi (potongan) kecil di perut untuk melihat secara
langsung organ di dalam panggul apabila terdapat kelainan.
PENATALAKSANAAN
Terapi antibiotik pinisilin G sering efektif sebagai agen primer dalam pengobatan infeksi yang disebabkan oleh streptococcus, clostridium, neisseria gonorrhoeae dan bakteri anaerob dengan percecualiar bakteriodes.
Terapi antibiotik pinisilin G sering efektif sebagai agen primer dalam pengobatan infeksi yang disebabkan oleh streptococcus, clostridium, neisseria gonorrhoeae dan bakteri anaerob dengan percecualiar bakteriodes.
Uji suseptibilitas harus dilakukan. Pemilihan
antibiotik didasarkan pada :
1.
Kemungkinan sumber infeksi (didapat dari
masyarakat atau dari rumah sakit.
2.
Sediaan apus dengan perwarnaan garam.
3.
Terapi antibiotik lainya.
4.
Penilaian patogen yang paling mungkin
dari pengalaman infeksi serupa sebelumnya.
5.
Pola resistensi bakteri terakhir dari
rumah sakit dan masyarakat.
6.
Riwayat pasien terhadap alergi atau atau
seksifitas.
Contoh regimen kombinasi yang dianjurkan adalah :
1.
Doksisiklin (600 mg, IV, dua kali
sehari) dengan sefeksitis (2,0 gr, IV, empat kali sehari) memberikan pengamatan
terhadap N. Gonorrhoeae, meliputi PPNG, dan c. Trachomatis, akan tetap tidak
memberikan pengobatan optimal terhadap anaerob, masa pelvis atau infeksi pelvis
yang berkaitan dengan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR).
2.
Klindamisin (600 mg, IV, empat kali
sehari) dengan gentamisin atau tobramisis (2,0 mg/kg, IV, diikuti dengan 1,5
mg.kg, IV, tiga kali sehari pada pasien dengan fungsi ginjal yang normal) dapat
memberikan aktivitas optimal terhadap bakteri anaerob dan batang garam negatif
fakultatif, tetapi tidak memberikan aktivitas optimal terhadap C. Tracformatif
dan N. Gonorrhoeae.
3.
doksisiklin (100 mg, IV, dua kali
sehari) dengan metronidazol (1,0 g, IV, dua kali sehari) memberikan penanganan
yang baik tehadap anaerob dan C. Trachomatis.
KOMPLIKASI
Penyakit radang panggul dapat menyebabkan berbagai kelainan di dalam kandungan seperti nyeri berkepanjangan, infertilitas dan kehamilan abnormal. Penyakit ini dapat menyebabkan parut pada rahim dan saluran tuba. Parut ini T\mengakibatkan kerusakan dan menghalangi saluran tuba sehingga menyebabkan infertilitas. Parut juga dapat menyebabkan sel telur tidak dapat melalui jalan normalnya ke rahim sehingga dapat terjadi kehamilan ektopik.
PENCEGAHAN
Cara terbaik untuk menghindari penyakit radang panggul adalah melindungi diri dari penyakit menular seksual. Penggunaan kontrasepsi seperti kondom dapat mengurangi kejadian penyakit radang panggul.
Cara terbaik untuk menghindari penyakit radang panggul adalah melindungi diri dari penyakit menular seksual. Penggunaan kontrasepsi seperti kondom dapat mengurangi kejadian penyakit radang panggul.
Apabila mengalami infeksi saluran genital bagian bawah
maka sebaiknya segera diobati karena dapat menyebar hingga ke saluran
reproduksi bagian atas. Terapi untuk pasangan seksual sangat dianjurkan untuk
mencegah berulangnya infeksi.
SOAL_SOAL
1.
Komplikasi yang terjadi pada Penyakit radang panggul,
kecuali..
A. Kehamilan
ektopik
B. Infertilitas
C. Kehamilan
abnormal
D. Abortus
E. Persalinan
normal
2.
Pada penyakit pelviksitis yang disebabkan oleh
streptococcus, clostridium, neisseria gonorrhoeae dan bakteri anaerob dengan
percecualiar bakteriodes dapat diberikan terapi...
A. Antibiotik
kloropenikal
B. Antibiotik
pinisilin G
C. Antibiotik
amphisilin
D. Antibiotik
pinisilin e
E. Antibiotik
propanolol
3.
Proses apa yang dapat memudahkan kuman atau bakteri
masuk, sehingga terjadinya peradangan pada pelvik ?
A. Proses
menstruasi
B. Proses
ovulasi
C. proses
bernapas
D. proses
metabolisme
E. proses pencernaan
4.
Ada beberapa yang menjadi faktor resiko untuk
terjadinya pelviksitis, kecuali...
A. Wanita
dengan pasangan yang berganti
B. Penggunaan
kb spiral
C. Menggunakan
douche beberapa kali dalam sebula
D. Menggunakan
suntik
E. Wanita
dengan infeksi oleh kuman penyebab PMS
5.
Seorang ibu datang ke klinik dan mengeluh demam;
keluar cairan dari vagina dengan warna, konsistensi, dan bau yang abnormal;
timbul bercak-bercak kemerahan di celana dalam; nyeri senggama; nyeri saat
buang air kecil; menstruasi yang tidak teratur; kram perut saat menstruasi;
terjadi perdarahan hebat saat menstruasi; nyeri pada daerah perut bawah dan
dapat memburuk jika disertai mual muntah; serta kelelahan yang disertai dengan
nafsu makan yang berkurang. Dengan keluhan tersebut didapatkan diagnosis
A. Pelviksitis
B. Uretrasitis
C. Vulvasitis
D. Artritis
E. Vaginasitis
pada tanda gejala di atas disebutkan "dapat ditemukan anemia pada abses pelvik yang telah berlangsung beberapa minggu". yang ingin kami tanyakan adalah kenapa bisa terjadi anemia, bagaimana patofisiologinya?
BalasHapusterima kasih atas pertanyaannya,
Hapusmenurut literatur yang kami baca.
ditemukan anemia, jika abses pelvic pecah akan menyebabkan perdarahan atau spotting diluar siklus menstruasi. dan hal tersebut dapat terjadi dalam waktu jangka yang panjang.
literaturnya bagus mba, tapi boleh tanya ya mba, soalnya ada yang belum ana mengerti: dikatakan bahwa
BalasHapus" organisme endogen ini dapat menjadi patogen pada keadaan di mana ketahanan pejamu berubah."
"Resistensi pejamu terhadap infeksi tampaknya menurun setelah abortus, melahirkan, pembedahan, pecah ketuban yang memanjang dan trauma."
pertanyaan ana :
bagaimanakah proses abortus, melahirkan, pembedahan, pecah ketuban yang memanjang dan trauma, dapat menurunkan resistensi penjamu terhadap infeksi?
makasih atas penjelasannya...
afwan mba hannie, bisa dipersingkat mengenai pertanyaan yang dimaksud. terima kasih
Hapusafwan, mw tnya nii.
BalasHapusdisebutkan pada materi diatas bahwa "Infeksi bakteroides dicurigai apabila terdapat keadaan-keasaan yang salah adalah adanya gas didalam abses".. yg sya mw tnyakan, bgaimna cara mengetahui adanya gas dlam abses tersebut?
sukron.
adanya gas dalam abses bisa dilihat melalui usg, jadi gas didalam abses merupakan massa. kerena abses pelvic itu kandungannya berupa cairan.
Hapusfaktor resiko pd pelvicsitis di atas disebutkan salah satunya adalah penggunaan douche (cairan pembersih vagina)..
BalasHapusyang ingin kami tanyakan sebaiknya berapa kali penggunaan douche itu dalam satu bulannya??
terimkasih..
boleh ya coba berbagi pendapat :kalau dalam keadaan genitalia yang normal, setahu ana dari bebrapa litertur yang ana baca, sebaiknya douche dilakukan pada saat menstruasi, cukup dua hari sekali. namun dilarang menggunakan bahan yang menyebabkan iritasi. atau bila tidak ada keluhan sebaiknya hindari deh, cairan2 sperti itu. apalagi tertarik menggunakan karena iklan...
Hapusmenurut literatur yang ada.
Hapuspenggunaan vaginal douche yang bersifat antiseptika tidak hanya akan membunuh kuman jahat, tapi juga kuman baik yang ada di sekitar daerah kewanitaan. Bahkan cairan antiseptik yang disemprotkan hingga ke serviks itu, bisa mendorong kuman masuk ke dalam rahim. “Bukannya sehat, bakteri yang terdorong masuk ke dalam rahim justru dapat menyebabkan infeksi seperti radang panggul, infeksi rahim dan sumbatan saluran telur. penggunaan vaginal douche dapat mengganggu ekosistem daerah kewanitaan. “Penggunaannya harus dibawah pengawasan ketat dokter, nggak bisa sembarangan.”
maaf.. pngen tanya lagi ya??
BalasHapusbagaimana patofisiologinya lendir servikal pada wanita yang berumur dapat lebih tebal di banding pada wanita muda dan remaja???
boleh juga berpendapt nih :)
Hapussemua berkaitan dengan fungsi anatomi dan fisiologi organ reproduksi dan hormonal wanita dewasa lebih matang dan telah berfungsi dengan baik.
benar sekali.. bahwa semakin bertambah umur seseorang maka semua organ dalam tubuh mengalami kematangan.
Hapusmaaf mw tanya
BalasHapusdiatas dijelaskan bhwa wanita muda lendir servikalnya lebih tipis dan rentan terkena pelviksitis,,, bkankah wanita muda yg seksualnya aktif itu lendir serviknya lebih banyak dibanding wanita yg sdh berumur??
mohon penjelasannya
trimakasih
maaf mba, bukan masalah banyak lendir atau tidak , tapi tipis atau tebalnya lendir tersebut.
Hapusoh bgt,,baiklah trimakasih atas jwbannya
Hapusma'af mba..mau nanya lagi....
BalasHapusdi atas di sebutkan, Eksudar berbau busuk yang mengadung basil garam negatif yang tidak berhasil tumbuh dalam biakan aerob rutin.
eksudar itu apa ya mba??
ok, admin mencoba menjawabnya mba.
Hapuscampuran serum atau sel yang rusak yang keluar dari pembuluh darah ke jaringan akibat radang